Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Timur Tengah

Iran Ingatkan tentang Rencana Israel Habisi Sekjen Hizbullah, dari 4 Tinggal Nasrallah yang Hidup

Surat kabar Ibrani Yedioth Ahronoth dan Ynet memberitakan, bahwa Iran dilaporkan telah memperingatkan Hizbullah tentang dugaan rencana pembunuhan ini.

Editor: Rizali Posumah
HO/Kolase
Israel dilaporkan punya rencana untuk menghabisi Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebuah laporan terkait rencana Israel menghabisi Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, berhembus. 

Isu ini muncul seiring dengan meledaknya sklasi pertempuran di perbatasan Utara Israel dan Selatan Lebanon.

Walhasil, informasi ini pun langsung ditindaklanjuti oleh Iran dengan memperingati sekutu mereka Hizbullah. 

Surat kabar Ibrani Yedioth Ahronoth dan Ynet memberitakan, bahwa Iran dilaporkan telah memperingatkan Hizbullah tentang dugaan rencana pembunuhan ini. 

Iran mengirim utusan ke Beirut Ibu Kota Lebanon setelah terjandinya pembunuhan yang dilancarkan Israel terhadap Taleb Sami Abdullah, seorang komandan unit Nasr Hizbullah di Lebanon selatan.

Dilaporkan, utusan Iran itu bertemu dengan rekan dekat Nasrallah dalam sesi tertutup untuk menyampaikan kekhawatiran Iran, yang juga dialami oleh Hizbullah, bahwa Israel sekarang mungkin menargetkan Nasrallah sendiri.

Hizbullah sebelumnya memeiliki keyakinan bahwa Israel sebenarnya telah menahan diri untuk tidak secara langsung menargetkan Nasrallah meskipun ia telah memimpin gerakan Syiah Lebanon selama tiga dekade.

Diketahui, beradar di media sosial sebuah foto yang menunjukkan arsip foto perwira senior Pasukan Quds IRGC Mohammad Reza Zahedi (tewas dalam serangan udara Israel di Damaskus) diapit oleh pendiri Organisasi Jihad Islam Imad Mughniyeh, mantan kepala Pasukan Quds IRGC Qasem Soleimani, dan pemimpin Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah.

Foto yang beredar di media sosial  5444
Foto yang beredar di media sosial yang menunjukkan arsip foto perwira senior Pasukan Quds IRGC Mohammad Reza Zahedi (tewas dalam serangan udara Israel di Damaskus) diapit oleh pendiri Organisasi Jihad Islam Imad Mughniyeh, mantan kepala Pasukan Quds IRGC Qasem Soleimani, dan pemimpin Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah. Dari para tokoh militer ini, yang menurut Israel adalah saling bersekutu melawan Israel, hanya tersisa sekretaris jenderal Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah yang masih hidup.

Dari para tokoh militer ini, yang menurut Israel adalah saling bersekutu melawan Israel, hanya tersisa sekretaris jenderal Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah yang masih hidup. 

Intrik Israel Tebar Intrik di Internal Hizbullah

Surat kabar Ibrani Yedioth Ahronoth dan Ynet juga menyoroti dinamika internal Hizbullah.

Mereka mencatat kalau ada laporan yang menunjukkan calon penerus Nasrallah kadang-kadang meresahkan pemimpin gerakan tersebut.

Keresahan Nasrallah itu beriring kecurigaan bahwa kebocoran informasi tersebut berasal dari Tel Aviv untuk menebarkan perselisihan dalam jajaran kepemimpinan Hizbullah.

Selain itu, agen mata-mata Israel Mossad konon mengklaim mengetahui secara rinci pergerakan Nasrallah, menegaskan kemampuan mereka untuk melacaknya secara real-time terlepas dari perubahan lokasi.

Mantan pemimpin Mossad Yossi Cohen baru-baru ini menegaskan kesiapan Israel untuk bertindak tegas terhadap Nasrallah jika dianggap perlu, dan menyatakan Israel dapat melenyapkannya kapan saja.

Profil Hassan Nasrallah

Hassan Nasrallah adalah sekretaris jenderal Hizbullah, partai politik Lebanon dan blok politik dominan komunitas Muslim Syiah di negara tersebut.

Lahir pada tahun 1960 di Beirut Timur, Nasrallah sejak kecil digambarkan sebagai murid luar biasa yang mengabdi pada ajaran Syiah, dilansir Al Jazeera.

Pada tahun 1975, perang saudara di Lebanon memaksa keluarganya untuk kembali ke rumah leluhur mereka di desa Bazzouriyeh di Lebanon selatan.

Di sana Nasrallah, 15, bergabung dengan gerakan Amal, sebuah organisasi politik dan paramiliter yang mewakili Syiah di Lebanon.

Dari Lebanon selatan, Nasrallah muda melakukan perjalanan ke Najaf, Irak, untuk belajar Alquran di sebuah seminari.

Pada tahun 1978, Nasrallah dan ulama serta mahasiswa Syiah lainnya yang dianggap “radikal” oleh pemerintah Baath terpaksa meninggalkan Irak dan kembali ke Lebanon.

Nasrallah kemudian belajar dan mengajar di sekolah pemimpin Amal Sheikh Abbas al-Musawi.

Pada tahun 1982, setelah invasi Israel, Nasrallah mengikuti Musawi keluar dari Amal dan masuk ke dalam organisasi payung bernama Hizbullah.

Hizbullah didukung oleh Iran.

Pada tahun 1992, militer Israel membunuh al-Musawi bersama istri dan ketiga anaknya.

Nasrallah, atas permintaan Ayatollah Ali Khamenei dari Iran, mengambil alih kepemimpinan gerakan tersebut.

Di bawah kepemimpinan Nasrallah, Hizbullah menjadi lawan serius pasukan Israel di Lebanon selatan.

Kedudukannya di negara tersebut diperkuat setelah putranya dibunuh oleh pasukan Israel pada tahun 1996.

Penarikan Tentara Israel

Serangan Hizbullah terhadap angkatan bersenjata Israel merupakan faktor penting dalam keputusan Israel untuk menarik diri dari Lebanon selatan pada tahun 2000.

Pencapaian ini sangat mendongkrak posisi politik nasional partai tersebut.

Setelah penarikan Israel, Nasrallah memimpin pertukaran tahanan yang kompleks dengan Israel, yang mengakibatkan ratusan anggota Palestina dan Hizbullah dibebaskan dan sejumlah pejuang dikembalikan ke Lebanon.

Posisi Hizbullah, bersama dengan Suriah dan pemerintah Lebanon, adalah bahwa penarikan Israel dari Lebanon belumlah tuntas, karena Lebanon mengklaim kedaulatan atas wilayah Peternakan Shebaa.

PBB mengatakan daerah perbatasan adalah wilayah Suriah yang diduduki Israel kecuali Beirut dan Damaskus mengubah perbatasan mereka.

Perlawanan yang Berkelanjutan

Nasrallah terus menyerukan “perlawanan berkelanjutan” terhadap pendudukan Israel di Lebanon.

Ia juga merupakan penentang keras negara Israel.

“Saya tidak percaya negara Israel sebagai negara hukum karena negara ini didirikan atas dasar pendudukan,” katanya dalam sebuah wawancara pada tahun 2000.

Nasrallah, yang tinggal di Beirut selatan, sudah menikah dan memiliki tiga anak.

Pemimpin Hizbullah itu dikatakan senang membaca memoar para tokoh politik.

Dia telah membaca otobiografi Ariel Sharon dan A Place Under the Sun karya Binyamin Netanyahu.

DPR Janji Pembahasan RUU Penyiaran Libatkan Media dan Konten Kreator

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved