Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kesehatan

Orang Tua Perlu Waspada Jika Anak Kerap Mengompol di Malam Hari, Segera Periksakan ke Dokter

Jika sudah lebih besar dan anak masih sering mengompol, sebaiknya segera diobati. Apalagi jika anak kerap mengompol di malam hari.

Editor: Isvara Savitri
Pexels.com/Tatiana Syrikova
Ilustrasi anak tidur. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Mengompol adalah hal yang biasa terjadi pada anak kecil.

Hal tersebut dianggap normal jika terjadi pada anak sebelum usia lima tahun.

Namun, jika sudah lebih besar dan anak masih sering mengompol, sebaiknya segera diobati.

Apalagi jika anak kerap mengompol di malam hari.

Baik orang tua maupun anak tak perlu malu dengan kondisi tersebut.

Kebiasaan mengompol bisa diatasi secara medis.

Selain itu, keluarga juga perlu mengawasi pola konsumsi anak.

Misalnya menghindarkan anak dari minuman yang banyak kafein, memastikan minum cukup pada siang hari, dan anak dihindarkan dari makanan terlalu banyak garam yang berlebihan pada malam hari, serta untuk mengingatkan anak supaya berkemih dahulu sebelum tidur.

Konsultan Urologi Pediatri Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Dr . Johan Renaldo, Sp.U(K) menuturkan, setelah diberi edukasi, motivasi, dan modifikasi gaya hidup, anak kemudian bisa diberikan terapi alarm berupa penggunaan alat yang berbunyi ketika mendeteksi cairan pada pakaian dalam.

"Orang tua akan diedukasi untuk membangunkan anaknya dan meminta anaknya supaya berkemih di toilet. Alarm ini harus dipakai setiap malam selama dua sampai tiga bulan, hingga gejala mengompol hilang selama 14 hari berturut-turut," kata dia mengutip dari lama unair, Senin (27/5/2024).

Baca juga: Terlalu Dini Jokowi Pensiun dari Politik Nasional, Pengamat: Projo Hampir Terlupakan

Baca juga: Sosok Halima Hadi Alfina, Gadis 18 Tahun Jadi Jemaah Haji Termuda, Nabung Sejak TK Demi Naik Haji

Adapun terapi lain yang bisa diberikan pada anak dengan obat bernama desmopresin. Obat ini akan menurunkan produksi air kemih pada malam hari ke tingkat yang normal.

Pilihan terapi disesuaikan dengan faktor penyebab enuresis atau mengompol. Terapi bisa diberikan berupa monoterapi (satu terapi) atau terapi kombinasi.

"Karena kondisi dari tiap-tiap pasien dan keluarga bervariasi, maka masih ada pilihan untuk wait and see dengan penggunaan popok pada malam hari, mengingat perbaikan secara spontan pada mengompol juga tinggi," ungkap dia.

Sementara untuk penggunaan popok, disarankan untuk memilih popok yang nyaman, memiliki daya serap yang baik, memungkinkan anak untuk aktivitas dengan bebas, dan tidak menimbulkan alergi pada kulit.

Anak yang masih mengompol akan berdampak pada tumbuh kembangnya, baik dari psikologis anak seperti penurunan kepercayaan diri maupun penurunan prestasi di sekolah.

anak ngompol ilustrasi
anak ngompol ilustrasi (SHUTTERSTOCK)
Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved