Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pemilu 2024

Ungkit Hak Angket, Pengamat: Ada Operasi Senyap untuk Porak-porandakan Koalisi 01 dan 03

Pengamat membaca adanya operasi senyap yang memporak-porandakan partai koalisi pendukung pasangan nomor 1 Anies-Muhaimin

Editor: Glendi Manengal
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Ilustrasi DPR 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Seperti yang diketahui pilpres 2024 telah selesai.

Perhitungan suara oleh KPU pun masih terus berlangsung.

Lantas terkait hal tersebut polemik dipilpres terus disuarakan.

Salah satunya terkait hak angket yang menjadi pembahasan.

Bahkan disuarakan oleh para capres, hal tersebut dikarenakan diduga ada kecurangan dalam Pilpres 2024.

Seperti yang diketahui saat ini suara terbanyak masih di pegang Prabowo-Gibran.

Lantas dari pengamat politik menduga adanya operasi senyap.

Berikut ini penjelasan pengamat soal operasi senyap.

Pengamat membaca adanya operasi senyap yang memporak-porandakan partai koalisi pendukung pasangan nomor 1 Anies-Muhaimin (AMIN) dan pasangan nomor 3 Ganjar-Mahfud di parlemen.

Rapat Paripurna ke-13 pembukaan masa sidang IV 2023-2024, Selasa (3/5/2024) yang antiklimaks menjadi sumber penelaahannya.

Terutama, soal sunyinya suara NasDem yang bagian dari kubu AMIN dan PPP, partai pengusung Ganjar-Mahfud.

Seperti diketahui, paripurna usai masa reses itu menjadi ajang sejumlah fraksi menyerukan pengguliran hak angket untuk membongkar dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Namun, ternyata, hanya tiga partai yang berani bersuara lantang.

Mereka adalah PDIP dari kubu Ganjar-Mahfud dan PKS serta PKB dari kubu AMIN.

Pengamat politik sekaligus Direktur Monitoring Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Indonesia, Jojo Rohi, melihat wacana hak angket tidak benar-benar solid.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved