Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mata Lokal Memilih

Pro Kontra Logistik Pemilu Kecamatan Wenang Dibawa ke Graha Gubernur, Ini Kata AMTI Sulut

Langkah Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Wenang Manado yang sempat membawa logistik Pemilu ke Graha Gubernur Sulawesi Utara menuai pro kontra.

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
Tribun Manado Nielton Durado.
Pemindahan kotak suara Kecamatan Wenang dari Graha Gubernuran, Jumat 16 Februari 2024 dini hari 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Langkah Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Wenang Manado yang sempat membawa logistik Pemilu ke Graha Gubernur Sulawesi Utara menuai pro kontra.

Ratusan orang sempat mendatangi Graha di Bumi Beringin, Kamis (15/2/2024) malam.

Mereka protes karena Graha tak jauh dari rumah dinas Gubernur Sulawesi Utara.

Atas keberatan warga, Bawaslu Manado meminta KPU Manado memindahkan kotak suara.

Permintaan ini ditindaklanjuti KPU dengan memindahkan ratusan kotak logistik Pemilu ke kantor KPU Sulawesi Utara pada Jumat (16/2/202) dini hari.

Hillary Lasut, Caleg DPR RI Partai Demokrat mengatakan, masyarakat keberatan karena Graha berdekatan dengan rumah dinas gubernur.

Selain Olly Dondokambey adalah Bendahara Umum PDIP, putranya Rio Dondokambey juga caleg DPR RI. Rio juga sebagai Ketua PAC PDIP Kecamatan Wenang.

"Kita mengedepankan praduga tak bersalah tapi jika ditempatkan di lokasi itu, sulit dijamin keamanannya," kata Hillary, Jumat sore.

Selain sebagai caleg DPR RI, Hillary bilang, ini berkepentingan mengawal suapa paslon capres cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto Gibran Rakabuming.

Terkait ini, KPU Manado menjelaskan, langkah itu diambil karena kantor Kecamatan Wenang tidak representatif.

Tidak cukup untuk menampung logistik serta menggelar pleno rekapitulasi suara.

"Kantor camat relatif kecil, serta tidak ada ruang untuk pleno. Karena itu, sementara kita pindah, ke tempat yang bukan rumah tinggal," kata Ketua KPU Manado, Ferley B Kaparang.

Meski ada surat peminjaman tempat oleh PPK Wenang, langkah itu dinilai janggal.

Ketua Aliansi Masyarakat Transparansi Indonesia (AMTI) Sulawesi Utara, M Kapahang menilai, penempatan logistik di graha memicu kontroversi.

"Karena tidak bisa dijamin kenetralannya. Sebab itu publik minta dipindahkan," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved