Ricuh Iringan Jenazah
Ini Kesamaan Kericuhan Depan Kodam Merdeka di Manado dan Insiden Boyolali, Dipicu Knalpot Brong
Baru-baru ini dua insiden yang melibatkan prajurit TNI dengan masyarakat mendapat sorotan publik.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Gryfid Talumedun
TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut ini kesamaan insiden yang melibatkan prajurit TNI dengan masyarakat.
Baru-baru ini dua insiden yang melibatkan prajurit TNI dengan masyarakat mendapat sorotan publik.
Seperti kericuhan prajurit TNI dan warga pengantar jenazah di depan Markas Kodam XIII/Merdeka di Manado, Sulawesi Utara.
Kemudian, tindakan penganiayaan sejumlah prajurit TNI terhadap massa relawan pendukung pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 2 Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Kabupaten Boyolali.
Baca juga: Akhirnya Terungkap Sanksi yang akan Diterima Prajurit TNI Pengeroyok Pengiring Jenazah di Manado
Insiden Kericuhan terjadi antara puluhan oknum anggota TNI dan sekelompok orang yang diketahui merupakan rombongan pengantar jenazah.
Kericuhan terjadi di depan Markas Kodam XIII/merdeka, Jalan 14 Februari, Teling Atas, Kecamatan Wanea, Kota Manado, Sulawesi Utara, Jumat (5/1/2024).
Pada dasarnya kekerasan yang dilakukan prajurit TNI tidak dibenarkan dengan dalih apa pun.
Namun penyebab utara keributan dipicu oleh provokasi knalpot brong yang digunakan kendaraan.
Evaluasi KSAD
Sementara itu, Direktur Amnesty International Indonesia Usman Hamid menyayangkan pernyataan KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak yang menilai perbuatan prajuritnya lantaran hak membela diri dan aksi-reaksi.
Menurut Usman, pernyataan KSAD dalam wawancara di televisi merupakan hal yang keliru dan sama saja dengan membenarkan tindakan penganiayaan prajurit TNI terhadap warga sipil.
Menurutnya, argumen tindakan TNI sebagai aksi bela diri sesungguhnya tidak logis dan tidak beralasan, apalagi kekerasan tersebut dipicu bunyi knalpot bising, bukan karena adanya serangan yang mengancam nyawa dari anggota TNI.
"Pernyataan KSAD yang bertendensi membela anggota TNI pelaku kekerasan adalah hal yang keliru dan harus dikoreksi," ujar Usman.
Usman menambahkan, pembelaan KSAD terhadap kekerasan anggotanya dikhawatirkan menjadi preseden buruk yang memicu kekerasan lain di kemudian hari.
Pihaknya juga mendorong setiap prajurit TNI yang diduga melakukan kekerasan tentu harus ditindak dan diproses hukum di peradilan umum dan dihukum sesuai dengan perbuatannya.
"Koalisi Masyarakat Sipil mendesak Komisi I DPR RI segera memanggil dan mengevaluasi KSAD yang permisif terhadap tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum prajurit TNI. Sikap permisif KSAD menjadi berbahaya karena akan membuat kondisi semakin keruh dan mengakibatkan terjadinya kembali peristiwa kekerasan di Manado, Sulawesi Utara," ujar Usman.
Koalisi Masyarakat Sipil mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan prajurit TNI di Manado dan Boyolali
Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Muhammad Isnur menilai kekerasan tersebut menunjukan kecenderungan arogansi dan kesewenang-wenangan hukum yang dilakukan prajurit TNI terhadap warga sipil.
Menurutnya, prajurit TNI yang diduga melakukan kekerasan tidak boleh dibiarkan tanpa proses hukum sesuai dengan perbuatannya baik secara militer maupun Peradilan Umum.
"Pembiaran dan pembenaran terhadap kekerasan menjadi berbahaya, karena akan menjadi preseden buruk yang memicu kekerasan lain di kemudian hari," ujar Isnur dalam keterangan tertulisnya.
Senada dengan Isnur, Koordinator KontraS Dimas Bagus Arya menyatakan kekerasan prajurit TNI dengan alasan bunyi knalpot motor bising tidak dapat dibenarkan. Apalagi, TNI merupakan alat pertahanan negara.
Dimas menjelaskan, jika terjadi dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh warga sipil, seharusnya TNI melaporkan kepada instansi terkait untuk menanganinya. Bukan dilakukan sendiri, apalagi dengan cara-cara kekerasan.
Dalam konteks penanganan ketertiban umum, termasuk peraturan lalu lintas, hal ini menjadi kewenangan polisi.
Sementara jika dugaan pelanggaran warga sipil tersebut berkaitan dengan kampanye, maka yang memiliki kewenangan adalah penyelenggara Pemilu, dalam hal ini Bawaslu.
"TNI tidak mengurusi ketertiban umum, tapi harus berorientasi pada pertahanan negara," ujar Dimas.
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.
Ricuh Iringan Jenazah
Kericuhan prajurit TNI dengan masyarakat
prajurit TNI vs warga
Kericuhan Depan Kodam Merdeka di Manado
Insiden Boyolali
knalpot brong
KSAD
Maruli Simanjuntak
Akhirnya Terungkap Sanksi yang akan Diterima Prajurit TNI Pengeroyok Pengiring Jenazah di Manado |
![]() |
---|
Soal Penganiayaan Pengiring Jenazah di Manado, TNI AD akan Lakukan Ini pada Prajurit yang Terlibat |
![]() |
---|
Ricuh Pengantar Jenazah dan Tentara di Manado, TNI Janji Tindak Prajurit yang Terlibat Penganiayaan |
![]() |
---|
5 Fakta Kronologi Ricuh Pengiring Jenazah Depan Kodam XIII Merdeka Manado, Sudah Diimbau Tidak Gaduh |
![]() |
---|
Detik-detik Ricuh Depan Markas TNI di Manado, Terekam Video dan Viral di Media Sosial |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.