Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Manado Sulawesi Utara

Inflasi Akibat Cabai Rawit Masih Bisa Dikendalikan, Ini Ajakan BPS

Ia mengatakan bahwa produksi cabai memang menurun di sejumlah daerah, terutama Jawa Timur yang menjadi sentra produksi cabai.

|
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Alpen Martinus
Tribunmanado.co.id/Isvara Savitri
Kepala BPS Sulawesi Utara, Asim Saputra 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Harga cabai rawit yang melambung merupakan fenomena nasional.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Asim Saputra, Kamis (7/12/2023).

Ia mengatakan bahwa produksi cabai memang menurun di sejumlah daerah, terutama Jawa Timur yang menjadi sentra produksi cabai.

Baca juga: Harga Cabai Rawit Naik Rp 120 Ribu Perkilogram di Pasar Beriman Tomohon Sulut, Efek Natal Tahun Baru

Asim sendiri mencoba menanam cabai di polybag.

"Hasilnya tumbuhnya kerdil karena panasnya terlalu tinggi," kata Asim.

Namun, ia berharap akan banyak petani yang mulai menanam cabai karena saat ini sudah memasuki musim hujan.

Ia juga mengimbau masyarakat menanam cabai sendiri.

Selain bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, bisnis cabai bisa menjadi ladang baru untuk meningkatkan pendapatan.

Di sisi lain, harga cabai yang melambung tak akan mempengaruhi inflasi Desember 2023.

"Jadi inflasi pada subsektor hortikultura masih bisa kami atasi dengan persediaan bahan baku yang lain," tambah Asim.

Artinya, rumah tangga masih bisa mengganti cabai dengan bahan pangan lain.

"Inflasi kita masih terkendali kurang lebih 2 persen," ucap Asim.(*)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved