Toleransi di Sulawesi Utara
Pulang Gereja Langsung Jaga Masjid, Potret Kerukunan di Bitung Sulawesi Utara
Sejak dulu, warga Sulut memandang perbedaan sebagai suatu kekuatan untuk menyusun peradaban.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Panji Yosua jaga Masjid
Tribunmanado pernah melakukan reportase idul fitri beberapa waktu lalu.
Mengenakan baju koko, Usman berjabat tangan dengan Reinaldo.
Usman baru pulang dari Shalat Ied di Mesjid Al Muttaqien Girian.
Reinaldo yang memakai kameja merah dan tangannya memegang Alkitab baru akan menuju Gereja Solagratia.
Jabat tangan keduanya akrab dan lama. Disusul cipika - cipiki.
Usman lantas mengajak Reinaldo berkunjung ke rumah.
"Sbantar ne (sebentar ya)," kata dia.
Reinaldo membalas dengan mengacungkan jempol.
Umat Muslim yang baru selesai menjalankan shalat ied berjabat tangan dengan umat Kristen yang baru akan pergi ke Gereja.
Adi salah satu personel Panji Yosua yang menjaga shalat ied mengaku baru pulang dari Gereja.
Ia mengenakan kaos panji Yosua namun masih mengenakan celana kain dan sepatu fantofel.
"Saya berjaga disini," kata dia.
Baru masuk ke Gereja lantas menjaga mesjid, ia malah senang.
"Tuhan meminta kita mengasihi sesama manusia," kata dia.
Sebut Adi, menjaga shalat ied sudah jadi tradisi warga Bitung. (Art)
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.