Hari Pahlawan
Pahlawan Nasional yang Wafat di Sulawesi Utara, Tuanku Imam Bonjol dan Kyai Modjo
Berikut ini 2 Pahlawan Nasional yang Wafat di Sulawesi Utara. Tuanku Imam Bonjol dan Kyai Modjo. Tokoh muslim terkenal.
Akhirnya Belanda pun memainkan siasat licik dengan berpura-pura melakukan perjanjian damai dengan Tuanku Imam Bonjol pada tahun 1824, perjanjian tersebut pun dikenal dengan sebutan Perjanjian Masang.
Namun meski begitu, beberapa waktu setelah perjanjian damai, Belanda justru menyerang wilayah Negeri Pandai Sikat.
Pertempuran terus terjadi, namun kekuatan Belanda yang terbagi ke wilayah Perang Diponegoro membuatnya tidak berhasil meraih kemenangan atas Tuanku Imam Bonjol.
Akan tetapi, setelah Perang Diponegoro usai, dengan sigap Belanda mengirimkan pasukannya dalam jumlah besar untuk merebut Sumatra Barat secara keseluruhan.
Perang Padri terus berlangsung, segenap kekuatan telah dikerahkan oleh Tuanku Imam Bonjol beserta pasukannya
Akan tetapi, perbedaan jumlah dan kekuatan yang terlalu besar membuat satu demi satu wilayah yang dipegang oleh Tuanku Imam Bonjol direbut oleh pasukan Belanda.
Namun, setelah tiga bulan berlalu, tepatnya pada tahun 1832, Tuanku Imam Bonjol berhasil merebut kembali wilayah kekuasaannya tersebut.
Namun lagi lagi, Belanda tidak menyerah untuk menguasai Sumatra Barat.
Dengan jumlah pasukan yang lebih besar, Belanda kembali menggempur Tuanku Imam Bonjol dan pasukannya.
Dan pada pertemuran kali ini, pasukan Belanda dipimpin langsung oleh Gubernur Jeneral Van den Bosch.
Tapi tetap saja, Belanda tidak berhasil mengalahkan Tuanku Imam Bonjol dan pasukannya.
Singkat cerita, kedudukan Tuanku Imam Bonjol dan pasukan semakin bertambah sulit, meski begitu beliau selaku pemimpin tetap tidak ingin berdamai dengan Belanda.
Periode terus berlanjut, bahkan Belanda telah 3 kali mengganti panglima perangnya agar dapat menaklukan dan merebut daerah Bonjol.
Bonjol yang terus dikepung selama tiga tahun pun akhirnya jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1837.
Setelah wilayah Bonjol dikuasai oleh Belanda, mau tidak mau Tuanku Imam Bonjol pun menyerah terhadap Belanda.
Hingga akhirnya beliau pun di asingkan ke beberapa wilayah di Indonesia.
Tempat pengasingan terakhir beliau adalah di tanah Sulawesi Utara, dimana akhirnya Tuanku Imam Bonjol wafat dan dikebumikan di Lota, dekat Manado.
Tuanku Imam Bonjol wafat pada usia 92 tahun.
Tuanku Imam Bonjol Diangkat Menjadi Pahlawan Nasional
Pemerintah Indonesia kemudian mengangkat Tuanku Imam Bonjol sebagai Pahlawan Nasional berkat perjuangannya melawan penjajahan Belanda.
Tuanku Imam Bonjol diberi gelar itu sesuai dengan SK Presiden RI Nomor 087/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November 1973.
Nama Tuanku Imam Bonjol digambarkan dalam uang pecahan 5.000 rupiah.
Selain itu, nama Tuanku Imam Bonjol juga banyak diabadikan di berbagai ruang public seperti jalan, stadion hingga universitas. (4)
Nama Lengkap Muhammad Shabab
Nama Gelar Tuanku Imam Bonjol
Lahir Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat 1772
Wafat Manado, Sulawesi Utara 6 November 1864
Orangtua : Bayanuddin dan Hamatun.
Pergerakan : Perang Padri
Kyai Modjo
Dilansir dari website kemdikbud.go.id, Kyai Modjo yang berperang bersama Tuanku Imam Bonjol melawan Belanda akhirnya bisa ditangkap pada tahun 1928.
Saat ditangkap Belanda, Kyai Modjo akhirnya melunak dan mau berunding dengan Belanda.
Dalam perundingannya, Kyai Modjo sepakat untuk menghentikan perang dan diasingkan ke Minahasa.
Akhirnya, ia diasingkan ke Minahasa bersama kurang lebih 62 pengikutnya.
Kyai Modjo dan pengikutnya akhirnya menghabiskan hidup di Kampung Jaton hingga berketurunan.
Kyai Modjo meninggal pada sekitar tahun 1849.
Makam Kyai Modjo juga terletak di Kampung Jaton, Tondano, Minahasa, Sulut.
Sebagai situs bersejarah agama Islam di Minahasa, makam Kyai Modjo ramai dikunjungi terutama di hari besar agama Islam seperti Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha.(*)
Profil Kyai Modjo
Kiai Modjo atau Kiai Madja adalah sosok bernama asli Muslim Mochammad Khalifah.
Kiai Modjo lahir di Surakarta, Jawa Tengah tahun 1792.
Kiai Modjo dikenal sebagai ulama dan tokoh militer kepercayaan Pangeran Diponegoro.
Kiai Modjo merupakan kerabat Pangeran Diponegoro dan masih memiliki darah Keraton Yogyakarta.
Kiprah Kiai Modjo sendiri merupakan pengatur strategi militer saat melawan Belanda ketika Perang Jawa meletus pada tahun 1825 sampai 1830.
Berkat kepiawaiannya, Kiai Modjo juga menjadi jenderal perang sekaligus guru spiritual Pangeran Diponegoro.
Kiai Modjo sendiri meninggal di Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara pada 20 Desember 1849 dalam pengasingan Belanda. (Tribunmanado.co.id/BangkaPos.com/TribunnewsWiki.com)
Museum Tugu Mendur Kawangkoan Minahasa Sulut : Jejak Dua Fotografer Proklamasi di Hari Pahlawan |
![]() |
---|
AY Mokoginta, Putra Mongondow Komandan Hijrah Pasukan Siliwangi di Masa Perang Kemerdekaan RI |
![]() |
---|
Masa Kecil John Lie, Pahlawan Nasional asal Sulut yang Dijuluki Great Smuggler With The Bible |
![]() |
---|
Mengenang Perjuangan John Lie, Pahlawan Nasional Asal Sulut, Dijuluki Belanda Hantu Selat Malaka |
![]() |
---|
BW Lapian: Pahlawan Nasional Asal Minahasa Sulawesi Utara, Jurnalis dan Murid Kristus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.