Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mata Lokal Memilih

Saiful Mujani: Mahfud MD Lebih Disukai Generasi Milenial dan Z, Bersaing dengan Gibran

Ketika dipasangkan, elektabilitas Prabowo-Gibran tidak lebih baik dari elektabilitas Prabowo secara individual. Hal yang sama terjadi pada Ganjar.

|
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Isvara Savitri
Kolase Tribun Manado
Cawapres Mahfud MD, Gibran Rakabuming dan Muhaimin Iskandar. Keterpilihan atau elektabilitas Gibran dan Mahfud berimbang, sedangkan Muhaimin tertinggal jauh. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Tingkat kedisukaan atau likeability Mahfud MD lebih tinggi dibanding Gibran Rakabuming Raka dan Muhaimin Iskandar.

"Termasuk juga di generasi milenial dan generasi Z," kata Prof Saiful Mujani dalam program Bedah Politik bersama Saiful Mujani episode Kualitas Cawapres di Mata Publik, Kamis (2/11/2023).

Prof Saiful menjelaskan mengapa bakal calon wakil presiden belum bisa membantu mengangkat elektabilitas pasangan mereka masing-masing. 

Gibran misalnya, belum membantu peningkatan suara Prabowo. 

Ketika dipasangkan, elektabilitas Prabowo-Gibran tidak lebih baik dari elektabilitas Prabowo secara individual. 

Hal yang sama terjadi pada kasus Ganjar-Mahfud.

Ketika dipasangkan, elektabilitas Ganjar-Mahfud tidak lebih tinggi dari elektabilitas Ganjar sendiri. 

Demikian pula kasus pasangan Anies-Muhaimin yang tidak lebih baik elektabilitasnya dibanding suara Anies secara individual. 

Saiful menyatakan, untuk bisa kompetitif, seorang calon wakil maupun calon presiden harus memiliki tingkat kedikenalan yang tinggi. 

Data survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 2-8 Oktober 2023 menunjukkan, kedikenalan Prabowo sudah sekitar 96 persen. 

Ganjar dan Anies sudah sekitar 87 dan 88 persen.

Sementara awareness publik untuk para calon wakil presiden jauh di bawah para calon presiden tersebut. 

Pada survei LSI tersebut, awareness publik pada Gibran sekitar 71 persen, Mahfud 62 persen, dan Muhaimin 50 persen. 

Saiful menjelaskan bahwa awareness publik pada tiga bakal calon wakil presiden ini jauh di bawah calon-calon presiden. 

Gibran memang terlihat lebih dikenal dibanding Mahfud dan Muhaimin. 

"Namun, dibandingkan dengan Prabowo yang sudah mencapai 96 persen, kedikenalan Gibran jauh di bawah," katanya. 

Karena itu menurut Saiful, Gibran tersubordinasi oleh Prabowo dari aspek kedikenalan. 

“Kalau dia (Gibran) ingin memberi sumbangan (suara), kedikenalannya minimal harus sama dengan Prabowo agar tidak tersubordinasi,” jelas pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) tersebut. 

Kedikenalan tiga bacawapres memang mengalami kenaikan dalam tiga bulan terakhir. 

Gibran naik dari 61 ke 71 persen, Mahfud naik dari 53 ke 62 persen, dan Muhaimin naik dari 37 ke 50 persen. 

Baca juga: Imigrasi Manado Sulawesi Utara Gelar Rakor Tim Pengawasan Orang Asing, Kedepankan Aspek Pengamanan

Baca juga: Lirik Lagu Bercinta Lewat Kata - Donne Maula, Chord Gitar D

Namun, kenaikan ini belum menyentuh angka popularitas yang dimiliki para calon presiden. 

Saiful menyebut bahwa syarat awareness minimal untuk calon wakil presiden bisa kompetitif harus masuk ke sekitar 90 persen. 

Menurutnya, tingkat awareness saja tidak cukup.

Ia harus diiukuti oleh tingkat kedisukaan atau likeability yang baik. 

Kalau hanya dikenal tapi tidak disukai, itu akan menjadi masalah. 

Dari survei LSI pada awal Oktober tersebut ditemukan dari yang tahu Gibran, hanya 77 persen yang menyatakan suka, Mahfud 83 persen, dan Muhaimin 65 persen. 

Saiful mengemukakan bahwa dilihat dari kualitas awareness, Mahfud MD memiliki kualitas popularitas yang paling baik, disusul Gibran, dan terakhir Muhaimin. 

Karena itu menurut dia, berdasarkan kualitas popularitas ini, Mahfud mestinya lebih kompetitif dibanding calon wapres lain. 

Mahfud bahkan memiliki kualitas awareness yang lebih baik dari calon presiden. 
Pada survei ini, likeability Prabowo hanya 81 persen, Ganjar 78 persen, dan Anies 67 persen. 

“Dilihat dari data ini, Mahfud merupakan pasangan atau calon wakil presiden yang ideal karena dia punya nilai lebih dibanding calon wakil yang lain dan bahkan dibanding dengan calon presidennya sendiri,” ungkap guru besar Ilmu Politik UIN Jakarta tersebut. 

Cawapres Mahfud MD ungkap tekad ke pendukungnya apabila menjadi Wakil Presiden terpilih di Pilpres 2024. Misi Merdekakan NKRI. Potret Mahfud MD istri tiba di Tugu Proklamasi, Kecamatan Menteng, Jakarta, Kamis (19/10/2023) sekira pukul 09.45 WIB.
Cawapres Mahfud MD ungkap tekad ke pendukungnya apabila menjadi Wakil Presiden terpilih di Pilpres 2024. Misi Merdekakan NKRI. Potret Mahfud MD istri tiba di Tugu Proklamasi, Kecamatan Menteng, Jakarta, Kamis (19/10/2023) sekira pukul 09.45 WIB. (WartaKota/Miftahul Muni)

Namun masalahnya, tingkat kedikenalan Mahfud belum tinggi.

Karena itu jika kedikenalannya naik, potensial untuk juga menaikkan suara. 

“Mahfud perlu menaikkan awareness-nya,” jelas Saiful. 

Sementara Muhaimin, selain awareness kecil, likeability-nya juga relatif lebih rendah dibanding calon wakil presiden yang lain. 

Menurut Saiful ini yang menjelaskan mengapa pasangan Anies-Muhaimin memiliki suara signifikan lebih rendah dibanding pasangan Ganjar-Mahfud dan Prabowo Gibran. 

“Karena basis yang menopang untuk kompetitif dengan lawan-lawannya, syarat likeability juga harus kompetitif. Bahkan Anies sebagai calon presiden juga memiliki likeability yang lebih rendah dibanding Ganjar dan Prabowo. Nah, ini masalah yang dihadapi oleh Anies dan Cak Imin sejauh ini. Yang membuat mereka kurang kompetitif adalah karena likeability-nya kurang bagus,” kata Saiful. 

Menurut Saiful, meningkatkan kedisukaan tidak bisa lagi sekadar sosialisasi seperti pemasangan atribut luar ruang (spanduk, baliho, atau billboard). 

Ini terkait dengan kreativitas meningkatkan kualitas personal agar publik bisa menyukainya.

Menurutnya, ini bisa dilakukan oleh tim kreatif seperti di media dan media sosial. 

Secara umum, menurut Saiful, yang membuat calon wakil presiden belum menyumbang kenaikan elektabilitas pasangan adalah karena awareness publik masih rendah pada mereka. 

Baca juga: 8 Narapidana Lapas Manado Sulawesi Utara Bebas Bersyarat, 2 Orang Terlibat Kasus Pembunuhan

Baca juga: Doa Pengakuan Dosa Terhadap Orangtua

Walaupun ada calon seperti Mahfud MD yang memiliki tingkat kedisukaan lebih tinggi dari calon presiden, namun tingkat kedikenalannya masih rendah. 

Sementara Gibran sudah relatif dikenal, namun tingkat kedisukaannya tidak tinggi. 

Pada Muhaimin lebih kompleks karena selain tidak banyak dikenal, dia juga memiliki tingkat kedisukaan yang relatif masih kecil.(*)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved