Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah Gereja di Sulut

Sejarah Gereja Sentrum, Gereja Tertua dan Jadi Iconic Kota Manado Sulawesi Utara

Gereja Masehi Injil di Minahasa atau GMIM Sentrum merupakan salah satu gereja tertua dan menjadi iconic di Kota Manado, Kamis (28/9/2023).

|
Petrick/Tribun Manado
GMIM Sentrum Manado Sulawesi Utara. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut ini Sejarah Gereja Masehi Injil di Minahasa atau GMIM Sentrum, gereja tertua dan menjadi iconic Kota Manado, Sulawesi Utara.

Gereja Sentrum berlokasi di jalan Sarapung, Lawangirung, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara.

Menurut sejarah gereja ini, Gereja Sentrum berdiri sejak 1677 serta merupakan peninggalan masa kolonial Belanda.

Dulu, nama gereja tersebut adalah Oude Kerk (Gereja Besar) Manado. Lalu setelah kemerdekaan, nama gereja diubah menjadi Sentrum Manado.

Gereja ini didirikan oleh Zacharias Coheng yang merupakan pendeta dari Belanda yang ditempatkan di Manado oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).

Gereja Sentrum juga pernah menjadi markas Manado Syuu Kiri Sutokyop Kyookai (MSKK) saat dipimpin oleh pendeta asal Jepang, Hamasaki. Saat itu masa pendudukan Jepang di Manado.

Gereja tersebut pernah hancur dan mengalami rusak yang parah karena dibom saat perang dunia II.

Namun setelah kejadian itu, Gereja Sentrum kembali direnovasi.

Arsitek Ir Van den Bosch, sekutu NICA kemudian membuat monumen Perang Dunia II disamping Gereja Sentrum pada tahun 1946 sampai 1947.

Pembuatan monumen itu untuk mengenang terhadap sekutu, Jepang, bahkan rakyat yang menjadi korban pada masa Perang Dunia II.

Kemudian pada 1952 gereja ini kembali direnovasi dan ditahbiskan pada Oktober di tahun yang sama dengan ciri khas gereja protestan Belanda yang berbentuk persegi sebagai simbol empat penjuru mata angin.

Bangunan Gereja GMIM Sentrum Manado sudah beberapa kali direnovasi dan mengalami perubahan.

Untuk Posisi mimbar yang sebelumnya menghadap ke utara dipindahkan dari utara menghadap ke timur, namun keaslian dinding dan pilarnya tetap dipertahankan.

Sebagai pusat kegiatan keagamaan dan objek wisata religi, GMIM telah banyak didatangi wisatawan.

Ratu Beatrix dari Belanda dan suaminya, Pangeran Claus Van Amsberg, pun pernah mengunjungi Gereja di ibu kota Sulawesi Utara ini pada 1995.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved