Manado Sulawesi Utara
140 Nelayan Ikut Lomba Perahu Layar Tradisional di Manado Sulawesi Utara, Total Hadiah Rp 220 Juta
Salah satu peserta mengaku siap mengikuti lomba tersebut. Ia bertekad menjadi juara I untuk merebut hadiah belasan juta.
Penulis: Ferdi Guhuhuku | Editor: Isvara Savitri
"Secara historis, wilayah yang sekarang disebut sebagai Sulawesi Utara merupakan bagian dari Jalur Rempah pada masa lalu. Tentu saja, alat transportasi tradisional masyarakat Sulawesi masa silam adalah perahu layar. Dengan demikian, lomba perahu layar ini salah satunya dapat digunakan sebagai sarana untuk membangkitkan kesadaran sejarah masyarakat sekarang dengan kejayaan nenek moyang,” katanya, Sabtu (23/9/2023).
Mengangkat isu berkelanjutan, lomba perahu layar diadakan dengan tujuan untuk mendorong para nelayan agar kembali menggunakan layar sebagai alat penggerak kapal.
Menurut Adi Wicaksono, Kurator Program Muhibah Budaya Jalur Rempah 2023, lomba ini berupaya untuk membangkitkan pengetahuan soal kehidupan bahari yang tidak bisa dilepaskan dari Jalur Rempah.
Adi Wicaksono menjelaskan, selama ini nelayan sudah banyak yang beralih ke mesin tempel dengan solar sebagai bahan bakar, sehingga biaya untuk melaut cukup besar dan tidak ramah lingkungan.
Melalui acara ini, BPK Wilayah XVII Sulutgo ingin mengajak nelayan menggunakan layar karena lebih hemat dan ramah lingkungan.
Baca juga: Link Gratis Live Streaming Bayern Munchen vs Bochum, Nonton Bundesliga Malam Ini, Akses Disini
Baca juga: Kembali Hadir di Makassar, KPR BRI Property Expo 2023 Tawarkan Berbagai Promo Menarik dan Kemudahan
Sebab, layar digerakan oleh angin.
"Lomba ini diikuti oleh total 140 nelayan dengan 70 perahu layar. Nelayan terdiri dari Kelompok Nelayan Malalayang, Kelompok Nelayan Bahu, Kelompok Nelayan Megamas, Kelompok Nelayan Karangria, Kelompok Nelayan Maasing, dan Kelompok Nelayan Molas. Dalam lomba tersebut, ada dua jenis perahu yang digunakan oleh para nelayan, yakni perahu jenis kayu dan perahu fiber/triplek," ujar Adi Wicaksono kepada wartawan.
Rute lomba dimulai dari Pantai Karangria menuju Bunaken, lalu kembali ke Pantai Karangria sebagai garis finish.
Estimasi waktu lomba berlangsung selama tiga jam yang dimulai sejak pukul 09.00 Wita.
"Akan diberikan hadiah kepada enam peserta tercepat dari lima kategori serta dana apresiasi dengan total Rp 220 juta," pungkasnya.
Di sisi lain Sri Sugiharta menjelaskan, walaupun komoditas utama nelayan sekarang bukan rempah-rempah, tapi dengan lomba ini diharapkan nelayan dapat melestarikan pengetahuan dan teknologi perahu layar tradisional.
Salah satu caranya dengan bersedia mewariskan pengetahuan dan teknologi perahu layar tradisional ini ke anak cucu dan generasi muda lainnya.
Lomba ini juga diharapkan menjadi momen penting untuk mengenali pengetahuan dan teknologi perkapalan tradisional ke generasi muda khususnya, dan masyarakat Sulawesi Utara pada umumnya.
Satu minggu sebelum lomba perahu layar berlangsung, diadakan juga bincang budaya dengan tema “Temu Nelayan Perkapalan Tradisional untuk Kehidupan Laut yang Berkelanjutan” di Grand Luley Manado.
Bincang budaya dihadiri oleh 100 nelayan lokal yang sudah diseleksi dari 1.500 orang.

Bertajuk Cerita Khatulistiwa, Pesta Literasi Indonesia Digelar di Manado Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Manado Tuan Rumah Sidang Pleno 2025, ISEI Serukan Penguatan Negara Hadapi Tantangan Ekonomi Global |
![]() |
---|
Kronologi Tim Resmob Bravo Polresta Manado Tangkap Pemuda Mabuk Bawa Samurai |
![]() |
---|
Wakil Ketua DPRD Sulawesi Utara Michaela Elsiana Paruntu Kunjungi Kantor Tribun Manado |
![]() |
---|
Kronologi Tim Resmob Polresta Manado Tangkap Dua Pelaku Curanmor, Barang Bukti Ditemukan di Minahasa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.