Manado Nightlife
Para Ibu yang Rela Tak Tidur Demi Jualan Nasi Kuning, Ini Kisah Pahlawan Kuliner di Komo Manado
Rasanya tak ada "penikmat" malam di kota Manado yang tak pernah mencicipi nasi kuning Komo.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
"Saya memasak dan menjualnya sendiri, tak pakai orang kerja, karena uang akan terbagi," kata dia.
Jualan nasi kuning sepanjang malam berarti mengorbankan tidur yang sesunguhnya dibutuhkan manusia normal.
Juga musti masuk ke dalam dunia malam yang tantangannya sukar diprediksi. Awalnya ia kesulitan.
"Saya sempat kesulitan, tak tidur badan terasa lemah," katanya.
Kerap kali ia merasa kelelahan dan tertidur. Pembeli membangunkannya.
"Saya kerap dibangunkan pembeli," katanya.
Lama kelamaan ia jadi kuat. Pengalaman membuatnya memproduksi sendiri teori menghadapi tantangan di malam hari.
"Ya kalau ada orang mabuk, tentu musti ada cara mengatasinya yakni dengan kelembutan," katanya.
Tantangan malam bukan hanya orang mabuk. Tapi juga orang iseng.
Hal mistik pun pernah dialaminya.
"Pernah ada yang datang kemari lantas sebut di salah satu kursi ada orang duduk, padahal kosong, tapi saya biasa saja," katanya.
Mulyati selesai jualan sekira pukul 4 pagi.
Tapi ia tak langsung pulang rumah untuk istirahat.
"Saya pergi ke pasar untuk belanja, lalu pulang dan tidur siangnya," kata dia.
Bekerja keras sepanjang waktu, herannya tubuh Mulyati sehat. Ia tak alami darah tinggi, diabetes atau jantung, sebagaimana kerap dialami orang dengan pola tidur yang tak normal.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.