Manado Nightlife
Para Ibu yang Rela Tak Tidur Demi Jualan Nasi Kuning, Ini Kisah Pahlawan Kuliner di Komo Manado
Rasanya tak ada "penikmat" malam di kota Manado yang tak pernah mencicipi nasi kuning Komo.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Ia mengaku jualan dari sore hingga pukul empat pagi.
"Ya pasti tidak tidur, nanti kami tidur pagi pagi," katanya.
Sayang ia enggan diwawancarai lebih lanjut.
"Harus izin pak bos," kata dia.
Tribun mencari lokasi lain. Di sana ada sekira delapan kios. Nyaris semua penjualnya wanita. Sudah berumur pula.
Mungkin 40 tahun ke atas. Semua pada sibuk. Ada yang melayani tamu. Ada pula yang lagi siapkan bahan-bahan.
Yang kebetulan tak sibuk adalah Mulyati.
Sewaktu tribun bertandang di kiosnya, Mulyati tengah mengamati jalan Sudirman di depannya, dimana volume kendaraan sudah jauh berkurang.
Mulyati sudah berumur 60 tahun. Tapi masih cekatan.
Juga tahan udara dingin. Ia tak pakai jaket.
"Biasa begini," katanya.
Mulyati mengaku sudah belasan tahun jualan nasi kuning.
Setelah berpindah pindah lokasi, ia pun menetap di Komo.
Awal berjualan di Komo adalah periode penuh perjuangan bagi Mulyati.
Ia melakoni pekerjaan itu dari hulu sampai hilir.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.