Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

HUT ke 78 RI

Pantas Sayuti Melik Ditujuk Sebagai Pengetik Teks Proklamasi, Ternyata Ini Latarbelakangnya

Sejak kecil, Sayuti Melik telah menunjukkan semangat nasionalisme dan minat pada dunia jurnalistik.

Editor: Alpen Martinus
Instagram.com/aliapewe
Sosok Sayuti Melik, wartawan yang menjadi juru ketik naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. 

Lalu ia juga aktif menulis artikel-artikel kritis tentang pemerintahan kolonial Belanda di berbagai media, seperti Medan Prijaji, Pemandangan, dan Pesat.

Karena tulisan-tulisannya, ia sering ditangkap dan dipenjara oleh Belanda.

Pada tahun 1927, ia dibuang ke Boven Digul, sebuah tempat pengasingan di pedalaman Papua yang sangat terpencil dan tidak bersahabat.

Di sana, ia bertemu dengan banyak tokoh pergerakan lainnya, seperti Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, Marco Kartodikromo, dan lain-lain.

Di Boven Digul, Sayuti Melik tidak putus asa. 

Tetapi tetap berusaha belajar dan berdiskusi dengan sesama tawanan politik.

Ia juga membantu mengajar anak-anak tawanan dan mendirikan sekolah-sekolah di kamp pengasingan.

Ia bahkan berhasil menerbitkan sebuah majalah bernama Indonesia Merdeka yang berisi tentang ide-ide kemerdekaan dan perjuangan bangsa Indonesia.

Sayuti Melik juga menikah dengan Soerastri Karma Trimurti, seorang wartawati dan aktivis perempuan yang juga dibuang ke Boven Digul.

Pada tahun 1939, Sayuti Melik dibebaskan dari Boven Digul karena mendapat grasi dari Gubernur Jenderal Belanda.

Saat kembali ke Jawa dan melanjutkan aktivitasnya sebagai wartawan dan politisi.

Ia bergabung dengan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) yang merupakan salah satu partai sayap kiri yang mendukung Soekarno.

Ia juga menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk oleh Jepang pada tahun 1945.

Pada tanggal 16 Agustus 1945, setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, Sayuti Melik ikut serta dalam peristiwa Rengasdengklok yang menculik Soekarno dan Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Keesokan harinya, ia bersama dengan Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo merumuskan naskah proklamasi di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda di Jakarta.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved