Mata Lokal Memilih
Pengamat Politik Sebut Ganjar Pranowo Belum Janjikan Kemenangan, Ini Sebabnya
Dukungan Ganjar oleh dua partai dinilai masih lemah. Padahal, dua capres lainnya bisa menghimpun kekuatan lebih besar.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Capres yang diajukan PDI Perjuangan hanya didukung oleh dua partai, yaitu PDIP itu sendiri dan PPP.
Hal itu masih dinilai lemah oleh Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam.
Sosok Ganjar sendiri belum mampu menjamin kemenangan.
Pasalnya, PPP bukan merupakan partai raksasa.
Pada Pemilu 2019 PPP bahkan mendapat suara paling kecil di antara partai lain yang lolos ke DPR.
“Situasi ini cukup riskan bagi pencapresan Ganjar, karena back up mesin politik PPP masih belum bisa mengamankan dan mengoptimalkan pemenangan Ganjar,” kata Umam kepada Kompas.com, Senin (14/8/2023).
Kini, oleh sejumlah lembaga survei, partai berlambang Kabah tersebut diprediksi tak lolos ambang batas Parlemen atau parliamentary threshold pada Pemilu 2024.
Prediksi ini, kata Umam, kian mengancam pencapresan Ganjar seandainya Pilpres 2024 digelar dua putaran.
“Jika PPP bisa mempertahankan eksistensinya pada Pileg 2024, maka ketika pilpres memasuki putaran kedua PDI-P masih punya teman dari partai Senayan,” ujar Umam.
“Namun, jika PPP tidak mampu mempertahankan eksistensinya, PDIP bisa menjadi the lonely fighter untuk memenangkan Ganjar, dengan dukungan partai-partai kecil di luar Senayan,” tuturnya.
Baca juga: 3 Berita Populer Sulawesi Utara 14 Agustus 2023, Tetty Conny Bersinergi, Olly Raih Penghargaan
Baca juga: Live Streaming Dewa United vs PSIS Semarang, Link Nonton Gratis Siaran Langsung
Dengan dukungan PDI-P dan PPP, praktis, peta kekuatan koalisi pendukung Ganjar menjadi yang terkecil ketimbang dua poros koalisi lain.
Jika digabungkan, keduanya menghasilkan 25,56 persen perolehan kursi DPR RI dengan perincian 128 kursi PDI-P (22,26 persen), dan 19 kursi PPP (3,30 persen).
Memang, jumlah tersebut masih melampaui ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold yang mensyaratkan capres-cawapres diusung partai atau gabungan partai dengan minimal perolehan 20 persen dari kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional pada Pemilu 2019.
Namun, kekuatan koalisi PDI-P dan PPP jauh tertinggal dari pendukung Prabowo Subianto. Dengan kerja sama Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Golkar, dan Partai Amanat Nasional (PAN), koalisi ini menghimpun kekuatan 46,9 persen.
Sementara, kekuatan poros pendukung Anies Baswedan berada di posisi tengah. Dengan dukungan dari Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), mantan Gubernur DKI Jakarta itu menghimpun kekuatan koalisi sebesar 28,35 persen.

MK Registrasi 11 Perkara Sengketa Pilkada dari Sulut, Baso Affandi: Hormati Proses Hukum |
![]() |
---|
Ajukan PHPU Pilkada Sulut ke MK, E2L-HJP Pilih Denny Indrayana Jadi Kuasa Hukum |
![]() |
---|
Menakar Ambang Batas Pertarungan Pilkada Sulut di Mahkamah Konstitusi, Catatan Pengamat Hukum |
![]() |
---|
KPU Tomohon Gelar Bimtek dan Simulasi Aplikasi Sirekap untuk PPK dan PPS Pilkada 2024 |
![]() |
---|
Bawaslu Mitra Sulawesi Utara Minta Media Awasi Tahapan Pilkada, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.