Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian

MTPJ 16 – 22 Juli 2023 – Yoel 2:18-27 “Bersorak-soraklah dan Bersukacitalah Karena Tuhan”

Pada hakikatnya, setiap manusia dalam kehidupannya di manapun ia berada pasti pernah mengalami tantangan, persoalan dan pergumulan

Penulis: Aswin_Lumintang | Editor: Aswin_Lumintang
gatewaypeople.com
Renungan harian hari ini 

Kecemburuan juga dihubungkan dengan murka Allah (bnd. Mazmur 79:5), dan teks ayat 18.a diartikan sebagai motivasi awal belas kasihan Tuhan Allah untuk menyelamatkan. (ay.18b).

Cemburu dan belas kasihan menunjukkan bahwa Tuhan Allah memberi perhatian besar terhadap tanah-Nya sendiri dan kepada umat-Nya. Tuhan Allah tidak tega melihat penderitaan tanah dan umat-Nya yang telah dihancurkan.

Seruan dan pertobatan Yehuda dan Yerusalem didengarkan-Nya atas dasar perjanjian kasih yang telah terjalin sejak nenek moyang mereka.

Kecemburuan Tuhan Allah juga harus dilihat sebagai reaksi atas pertanyaan bangsa-bangsa…di mana Allah mereka ? (ay.17). Allah mendengar, memerhatikan keluhan dan ratapan umat-Nya dipertegas dengan pernyataan di ayat 19 “Tuhan menjawab… sesungguhnya (lihatlah)…” memberi petunjuk bahwa ratapan dan doa Israel telah didengar oleh Tuhan. Perhatian Tuhan Allah mengubah ancaman kehancuran menjadi belas kasihan. Ia mendengar permohonan umat-Nya dan mereka dipulihkan.

Tuhan Allah memulihkan ekonomi umat: mengirim (Ibr. soleakh: ‘mengutus’, memberikan) gandum, anggur dan minyak yang merupakan kebutuhan dasar kehidupan dan produk primer pertanian sehingga Israel kenyang.

Pemulihan tanah melalui pemulihan tatanan alam tentunya akan segera menghasilkan pasokan makanan yang melimpah bagi umat-Nya yang hidup dalam tatanan moral yang baru.

Kehidupan yang damai sejahtera dengan pemenuhan kebutuhan pokok adalah cara untuk menyadarkan umat Israel bahwa Tuhan Allah masih berdiam di tanah perjanjian tersebut. Jawaban Tuhan Allah yang mendengar, memulihkan kehidupan umat agar mereka tidak lagi menjadi cela (hinaan) bagi bangsa-bangsa.

Selain itu, musuh dan tulah belalang (pasal 1) akan disingkirkan oleh Tuhan Allah sehingga umat menikmati kenyamanan dan keamanan (ay.20). Tuhan Allah membebaskan umat dari serangan musuh, maka jangan takut, hai tanah, bersorak-soraklah dan bersukacitalah.

Tuhan Allah membarui tanah dan dibebaskan dari tulah belalang dan kekeringan. Kesuburan tanah akan memberikan hasil.

Sebab kehilangan kepemilikan ataupun produktivitas tanah adalah suatu ancaman besar terhadap perjalanan bangsa Israel dalam kedudukannya sebagai bangsa pilihan.

Kini pemulihan dialami umat, sebagai tanda awal zaman kesejahteraan yang Tuhan Allah lakukan: maka bersoraksoraklah (bergembiralah) karena Tuhan Allah telah melakukan perkara yang besar! (ay.21). Jangan takut hai Binatang binatang, karena rumput akan bertumbuh dan menghijau.

Pohon-pohon menghasilkan buah: yakni pohon ara dan pohon anggur memberi kekayaan (buah) dan kekuasaan. Segala perubahan ini menunjuk pada telah datangnya zaman keselamatan (ay.22).

Selanjutnya sapaan `hai bani Sion’ (penduduk Yehuda dan Yerusalem) menunjukkan bahwa hubungan Tuhan Allah dengan umat-Nya terjalin erat, ikatan perjanjian telah dipulihkan kembali.

Sebagai ganti ratapan yang memilukan, umat diajak agar bersorak-soraklah (Ibr. gilu) dan bersukacitalah (lbr.

wesimkhu), karena Tuhan Allahmu. Dia telah memberi berkat dengan memulihkan tanah dan pohon-pohon yang menghasilkan buah. Tuhan Allah juga akan menurunkan hujan awal (masa menanam) hingga hujan akhir musim (masa menuai) yang berkelimpahan ( ay. 23).

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved