Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian

Renungan Harian Kristen Ayub 22:1-30, Jangan Menghakimi

Dalam firman Tuhan hari ini, Elifas mengungkapkan berbagai hal kepada Ayub terkait dengan derita yang sedang dialaminya.

Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
HO
Renungan Harian Kristen Ayub 22:1-30, Jangan Menghakimi 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Renungkanlah Firman Tuhan siang dan malam, dan lakukanlah apa yang diperintahkan Tuhan.

Berikut rekomendasi renungan harian Kristen dengan judul jangan menghakimi.

Ayat referensi diambil dalam kitab Ayub 22:1-30

Baca juga: Renungan Harian Kristen Amos 3:6, Kemahakuasaan Allah

Dihakimi atas apa yang kita perbuat itu wajar. Namun, dituduh atas sesuatu yang tidak kita lakukan tentu sangat mengecewakan dan menyedihkan.

Mungkin hal inilah yang dialami oleh Ayub saat mendengar perkataan Elifas.
 
Dalam firman Tuhan hari ini, Elifas mengungkapkan berbagai hal kepada Ayub terkait dengan derita yang sedang dialaminya.

Menurut Elifas, manusia itu tidaklah berguna bagi Allah (2). Tidak ada untungnya manusia hidup saleh atau hidup benar di hadapan Allah (3).

Baca juga: Renungan Harian Kristen, Yakobus 1:2-3, Pencobaan adalah Ujian Iman

Ia juga mengungkapkan bahwa apa yang Ayub alami disebabkan oleh dosanya (4-10).

Tidak hanya itu, dosa yang dilakukan Ayub mendatangkan hukuman atas dirinya (11-20). Karena itu, Elifas meminta Ayub untuk bertobat (21-30).
 
Meski terkesan ingin menolong, pada kenyataannya perkataan Elifas secara tidak langsung memojokkan dan juga menghujani Ayub dengan berbagai tuduhan.

Masalahnya, inti dari apa yang Elifas ungkapkan adalah Ayub sedang mengalami hukuman Allah dan ia haruslah bertobat.

Baca juga: Renungan Harian Kristen, 2 Timotius 2:3, Mujizat Setelah Penderitaan

Tentu, hal ini bertentangan dengan apa yang dikatakan Alkitab tentang Ayub bahwa ia adalah orang yang saleh dan dekat dengan Allah.

Logikanya, jika dia adalah orang yang saleh, bukankah seharusnya dia tidak mengalami kehancuran hidup seperti itu?
 
Ironisnya, kita pun sering kali menggunakan logika saja, padahal logika kita terbatas.

Kita berpikir bahwa penyakit atau penderitaan selalu identik dengan kutukan dosa atau hukuman Allah kepada orang yang mengalaminya.

Namun, perlu diingat bahwa kehidupan iman kita kepada Allah tidaklah sedangkal itu.
 
Allah bisa memakai apa pun untuk menguji kemurnian iman kita, termasuk penderitaan.

Ia melakukannya bukan untuk menghancurkan ciptaan-Nya, melainkan untuk menyatakan kemuliaan nama-Nya, karena sesungguhnya inilah tujuan hidup kita: menyatakan kehendak Allah.
 
Hendaklah kita tidak saling menghakimi, tetapi marilah kita saling mengasihi.

Kiranya Allah terus menguatkan dan menyertai hidup kita sampai kepada keserupaan dengan Kristus.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved