Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sitaro Sulawesi Utara

Gunung Karangetang di Sitaro Sulut Keluarkan Awan Panas, 15 Warga Kelurahan Tarorane Dievakuasi

Ketua Pos PGA Karangetang, Yudia Tatipang membenarkan adanya rekomendasi yang dikeluarkan oleh PVMBG terkait proses evakuasi.

Penulis: Octavian Hermanses | Editor: Rizali Posumah
Pos PGA
Awan panas guguran dari Gunung Karangetang, Sitaro, Sulawesi Utara. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebanyak 15 warga Lingkungan IV Kelurahan Tarorane (Dusun Bolo) dievakuasi oleh petugas BPBD Kabupaten Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara, Senin (10/7/2023).

15 warga yang terhimpun dalam sembilan Kepala Kelurga itu terdiri dari delapan laki-laki dan tujuh perempuan.

Dari jumlah tersebut terdapat empat orang lanjut usia atau lansia serta satu anak-anak berusia delapan tahun.

Oleh pemerintah daerah, para warga tersebut dievakuasi ke titik pengungsian sementara di gedung gereja GMIST Jemaat Bukit Zaitun Tampuna Kelurahan Tarorane.

Kepala Bidang Darurat dan Logistik BPBD Sitaro, Sonny Belserang mengatakan, langkah evakuasi dilakukan berdasarkan rekomendasi yang disampaikan pihak Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Karangetang.

"Sesuai rekomendasi yang kami terima dari Pos PGA, semua masyarakat yang ada di Dusun Bolo Lingkungan IV Kelurahan Tarorane harus dievakuasi," kata Sonny.

Pasca menerima rekomendasi tersebut, pihaknya dibantu aparat Kelurahan Tarorane Kecamatan Siau Timur langsung menuju Dusun Bolo untuk melakukan proses evakuasi.

"Tadi juga sudah dilakukan pendataan untuk keperluan penyaluran bantuan. Untuk sementara ada warga yang tinggal di gedung gereja, ada juga di beberapa rumah kerabat atau saudara," jelasnya.

Terpisah, Ketua Pos PGA Karangetang, Yudia Tatipang membenarkan adanya rekomendasi yang dikeluarkan oleh PVMBG terkait proses evakuasi.

Menurut Yudia, langkah ini diperlukan guna mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan menyusul adanya luncuran awan panas guguran tadi pagi.

"Memang tadi pagi teramati adanya awan panas guguran sebanyak dua kali dengan jarak luncur mencapai 2000 meter mengarah ke Kali Kahetang," ungkap Yudia.

Bahkan dikatakan, potensi awan panas guguran masih sangat mungkin terjadi mengingat adanya penumpukan pada ujung leleran lava.

"Ketika bongkahan lava yang menumpuk itu jatuh maka berpotensi menimbulkan awan panas guguran. Jadi kami langsung merekomendasikan untuk dilakukan evakuasi," terang Yudia.

Selain rekomendasi untuk dilakukan evakuasi, masyarakat dan pengunjung atau wisatawan juga diminta untuk tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya.

Hal mana radius 2.5 km dari puncak Kawah Dua (Kawah Utara) dan Kawah Utama (selatan) serta area perluasan sektoral ke arah Barat Daya, Selatan dan Tenggarah sejauh 3,5 km masuk zona prakiraan bahaya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved