Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Heboh Badut Lampu Merah

Pengamen Badut Manado Dilarang Beraktivitas di Lampu Merah, Ini Tindakan Pemerintah Jika Melanggar

Tak banyak yang tahu siapa sosok di balik badut lampu merah di Manado Sulawesi Utara. Berikut ini kisahnya, suka duka bekerja menghibur orang.

|
Kolase/Tribun Manado/Fb Satpol PP Manado
Badut-badut di Lampu Merah Manado diberi imbauan. Ditertibkan Sat Pol PP dan Dinas Perhubungan, Selasa (4/7/2023) 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kemarin, suara musik dari speaker yang dibawa badut-badut lucu tak lagi terdengar di sejumlah lampu merah atau lampu lalu lintas di Manado Sulawesi Utara. 

Tak terlihat lagi para badut bergoyang mengikuti suara musik. Mereka telah ditertibkan pemerintah. 

Petugas berseragam warna abu muda dan celana biru tua bersama personel yang berseragam khaki tua kehijauan datang dan menertibkan para badut di lampu merah, Selasa 4 Juli 2023.

Kehadiran badut di lampu merah, telah menjadi satu suasana yang selalu akan diingat masyarakat Manado

Banyak yang menyayangkan penertiban tersebut. Menurut mereka para badut hadir untuk menghibur bukan untuk mengganggu. 

Penertiban dilakukan pemerintah dalam hal ini Dinas Perhubungan bersama SatPol PP Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara. 

Para badut diminta untuk tidak lagi melakukan aktivitas di lampu merah karena dinilai bisa mengganggu arus lalu lintas.

Dasar Hukum

Pemerintah melakukan penertiban bukan tanpa dasar hukum. 

Tercantum dalam Pasal 275 Ayat 1 Undang-undang Repbulik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Pasal 275 UU No.22 Tahun 2009

(1) Setiap orang yang melakukan perbuatan yang mengakibatkan gangguan pada fungsi Rambu Lalu Lintas, Marka Jalan, Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas, fasilitas Pejalan Kaki, dan alat pengaman Pengguna Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).

Baru Sebatas Imbauan

Kepala Dinas Perhubungan Manado Jefri Worang mengimbau (kepada badut-badut) supaya tidak melakukan aktivitas di jalan (lampu merah).

"Agar pemanfaatan jalan lebih optimal tidak mengganggu arus lalin, tidak mengganggu kendaraan yang lewat,” ujar Jefri.

Sesuai dengan Perda

"Jika masih kedapatan ada yang melanggar tidak menutup kemungkinan akan ditindak tegas, sesuai dengan Perda yang ada,” ujar Kepala Bidang Trantibum SatPol PP Manado Herry Alfrets Ratu. (Rhendi Umar)

Terungkap Wajah di Balik Badut Lucu di Lampu Merah Manado, Ini Potretnya

Wajah di balik badut lucu di Lampu Merah Manado Sulawesi Utara.
Wajah di balik badut lucu di Lampu Merah Manado Sulawesi Utara.
Wajah di balik badut lucu di Lampu Merah Manado Sulawesi Utara. fOTO 2
Wajah di balik badut lucu di Lampu Merah Manado Sulawesi Utara.

Suka Duka Di Balik Lucunya Badut Lampu Merah

Badut lampu merah membawa humor ketika stres menjadi-jadi.

Di lampu merah terkumpul ketegangan, penat, serta ketidaksabaran.

Tapi badut membuat kita sejenak melupakannya untuk tertawa bersama anak ayam raksasa yang dapat bernyanyi dan bergoyang.

Badut lampu merah di Jalan Soekarno, Minut, Sulawesi Utara, Kamis (25/5/2023) malam.

Badut lampu merah di Jalan Soekarno, Minut, Sulawesi Utara, Kamis (25/5/2023) malam. (Tribunmanado.co.id/Arthur Rompis)

Namun badut adalah paradoks.

Wajah di balik topeng lucu, bisa jadi muram dan menyedihkan.

Di balik segala yang membuat orang tertawa terbahak - bahak, ada perjuangan hidup yang sulit dan penuh air mata.

Seperti dialami Kude, seorang badut lampu merah.

Tribunmanado.co.id menjumpai Kude di lampu merah Jalan Soekarno, Kabupaten Minut, yang berbatasan dengan kota Manado, Sulawesi Utara, Kamis (25/5/2023) malam.

Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 Wita.

Kendaraan masih cukup banyak yang melintas dan Kude masih bergoyang mengikuti
musik dari alat yang tergantung di lehernya.

Melihat tribunmanado.co.id, pria berumur 19 tahun ini mendekat.

Wajah perempuan yang tersenyum -karakter badut yang ia kenakan- terasa dekat di mata dan hati.

Ia bergoyang sambil tangan kanannya menyodorkan kotak.

Ketika saya memperkenalkan diri sebagai wartawan, buru-buru ia mencabut topeng.

Tampaklah wajah Kude sesungguhnya.

Wajah yang kelelahan, peluh memenuhi muka hingga lehernya.

"Wuih panas sekali," kata dia.

Kude mengaku sudah berada di sana sejak pagi dan kegerahan.

"Tapi kalau begini tak makan," kata dia.

Saya pun mewawancarai Kude.

Dia tak keberatan bercerita tentang hidupnya dari sebelum menjadi badut hingga kini.

Kude berasal dari Gorontalo.

Kesulitan ekonomi membuatnya tak bersekolah.

Karena itu, tak banyak pilihan baginya untuk bertahan hidup.

Makanya, tawaran jadi badut langsung disambar Kude dengan sukacita.

"Saya bekerja dengan senang hati," katanya.

Majikan Kude ada di Paal Dua.

Bersama sejumlah rekannya, Kude menjelajahi lampu merah di Manado untuk mengais rezeki.

Pekerjaan badut lampu merah, sebut dia, sangat sulit, butuh stamina tinggi.

Seharian mereka harus berdiri, bergoyang, kadang berlari di bawah sinar matahari terik.

Itu semua dilakoni dalam balutan kostum badut yang sangat tebal.

"Gerah rasanya, keringat banyak sekali. Kalori terbakar sangat banyak," katanya.

Kude beberapa kali nyaris pingsan karena kehabisan tenaga.

"Syukurlah bisa teratasi. Saya harus bekali dengan pocari sweat agar tak habis tenaga," katanya.

Sinar matahari memang menyiksanya, tapi hujan bakal mematikannya.

Karena itulah Kude tak pernah mengutuk matahari.

"Kalau hujan justru tak bisa kita cari uang," kata dia.

Ada malaikat, ada setan.

Itulah realitas hidup yang dialami semua manusia, termasuk Kude.

Banyak yang berhati malaikat.

"Ada yang kasih kami minuman, banyak pula yang kasih uang banyak. Tapi ada pula yang sengaja menyambar kami dengan kendaraan," kata dia.

Bekerja seminggu penuh dari pagi hingga malam dengan sistem shift, Kude beroleh cuan sekira Rp 300 ribu per hari.

Potong setoran ke bos dan biaya lain-lain, ia mengantongi bersih Rp 100 ribu per hari.

Kude mengaku kerap kelelahan, tapi ia tidur nyenyak.

Tak ada beban menghimpit, tak ada yang ia lukai, rugikan, atau curi.

Ia hanya bergoyang untuk menghibur, diberi uang ya syukur, tidak juga tak mengapa.

Bangun pagi-pagi untuk mencari cuan di pojok lampu merah, begitu seterusnya.

Banyak yang mencibir, menyebut mereka pengemis, atau tukang tipu.

Di beberapa daerah, Satpol PP menangkap mereka, sebagaimana video yang viral itu.

Tapi Kude sangat bersyukur pada Tuhan atas pekerjaan itu.

Ia tak bersekolah, maka mungkin jadi badut jalan satu-satunya untuk bertahan hidup.

Tapi tak semua seperti Kude.

Banyak yang diberi nikmat 1000 kali, tapi ingin lebih lagi, lalu korupsi.

Banyak pejabat yang korupsi.

Mungkin mereka harus belajar dari badut, tentang apa lagi nikmat yang harus kau dustakan. (Laporan Wartawan Tribun Manado: Arthur Rompis)

Gadis Cantik di Balik Badut Lucu di Lampu Merah

Inilah sosok Elin, gadis cantik yang viral di media sosial karena jadi badut ngamen di lampu merah.

Sosial media akhir-akhir ini dihebohkan dengan beredarnya video singkat dua bocah cantik memakai kostum badut di jalanan.

Gadis cantik di balik badut lucu.. Foto

Salah satu yang paling mencuri perhatian warganet adalah bocah yang mengenakan kostum badut bewarna pink.

Warganet keheranan akan paras pengamen cantik tersebut saat tengah mengamen di lampu merah.

Tak sedikit dari warganet yang melihat video tersebut berbondong-bondong berkomentar ingin mengadopsi sosok pengamen cantik pakai kostum badut tersebut.

Mulanya, video yang beredar di media sosial itu diunggah oleh Alisya Latief di akun TikTok pribadinya.

Namun, video pengamen cantik itu dihapus oleh pihak TikTok.

Meski begitu, video singkat yang memperlihatkan pengamen cantik pakai kostum badut itu kembali diunggah oleh akun Instagram @ngakaksehat yang kemudian menjadi viral seperti disadur dari Tribun Jabar.

"Kamu cantik banget," kata Alisya Latief dalam video tersebut.

Sang bocah itu pun langsung tersipu malu mendengar pujian tersebut.

Sembari beranjak pergi ke mobil lain, bocah pengamen cantik itu pun melambaikan tangan kepada Alisya Latief.

Banyak warganet yang keheranan dengan wajah bocah berparas cantik yang sedang mengamen tersebut.

Bahkan, ada warganet yang berkomentar ingin menafkahi hingga mengadopsi sang bocah cantik tersebut.

Sosok pengamen sering digambarkan memiliki wajah yang kusam lantaran terlalu sering berada di jalanan.

Tak heran, jika video bocah pengamen cantik itu mendadak viral karena parasnya yang dinilai sangat cantik.

Saking viralnya videonya, dua pengamen cantik bernama Elin dan Alya ini diundang di program acara televisi Rumpi No Secret yang ditayangkan di Trans TV.

Lantas, siapa sebenarnya bocah cantik tersebut?

Dilansir dari program Selebrita Expose Trans 7, Sabtu (7/5/2022) bocah cantik itu bernama Elin, dia diketahui tinggal di daerah Jakarta.

Elin tinggal bersama kakak ibundanya. Ia tinggal di rumah yang sempit di pinggiran Ibu Kota tersebut.

Bahkan untuk mandi saja, Elin harus mengeluarkan uang.

Elin mengaku dirinya bekerja ingin membantu kakak ibundanya tersebut.

Dalam sehari hanya menghasilkan Rp 90.000 dan untuk setoran kostum badut yang ia pakai senilai Rp 30.000.

Elin mengatakan uang yang ia dapatkan tersebut digunakan untuk kesehariannya seperti makan dan lain-lain.

Sejak viral, Elin mengaku banyak sekali yang menawarkan ingin mengadopsinya.

Namun, ia tak mau dan selalu menghindar.

"Saya nggak mau, setelah dengar pengen di adopsi, saya lari," ujar Elin dikutip TribunStyle.com dari kanal YouTube Trans7 Lifestyle, Minggu, 8 Mei 2022.

Bahkan, ia mengaku sempat ada yang mengajak untuk menjadi anaknya menawarkannya untuk diurus dan disekolahkan.

Lagi, Elin menolak tawaran tersebut dan berkata ia sudah sekolah.

"Saya bilang saya udah sekolah pak," ucapnya sembari menolak tawaran orang yang tak dikenalnya pada kala itu.

Bukan tanpa alasan, Elin sengaja menolak karena mengaku takut lantaran takut jatuh kepada orang yang salah. (TribunMedan.com)

Baca berita-berita terbaru Tribun Manado di: Google News

Baca juga: Foto Terbaru Multimart Sam Ratulangi Manado, Terungkap Alasan Ditutup, Ternyata Buka di Tempat Lain

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved