Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Lipsus Hacker Bjorka Ditangkap

Dosen IT Unsrat Manado Ragukan Wahyu Taha adalah Bjorka Asli

Ia pun terbukti mampu meretas hingga membuat down situs-situs pemerintah beberapa tahun lalu.

|
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Isvara Savitri
Dok. Pribadi
DOSEN IT - Dosen IT Unsrat, Yaulie Rindengan. Ia meragukan bahwa Wahyu Taha adalah Bjorka yang asli. 

TRIBUNMANADO.COM, MANADO - Penangkapan seorang lelaki bernama Wahyu Firmansyah Taha (23) di Desa Totolan, Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, beberapa waktu lalu cukup mengejutkan publik.

Pasalnya, polisi menuding bahwa Wahyu adalah hacker Bjorka yang beberapa waktu lalu meretas sejumlah situs pemerintah Indonesia.

Dosen IT Universitas Sam Ratulangi, Ir Yaulie Rindengan ST MSc MM, menyebut bahwa Wahyu bukanlah Bjorka asli.

"Dua-duanya menggunakan IP, tapi Bjorka yang pertama bukan dari Indonesia. Waktu itu dilacak kan arah serangan dari kawasan Eropa Timur," terangnya ketika dihubungi, Minggu (5/10/2025).

Setelah kemunculan Bjorka pada 2022, nama tersebut menjadi ngetren dan banyak dipakai oleh orang-orang yang mengaku hacker atau peretas.

Sehingga, polisi juga tak bisa mengklaim bahwa Wahyu adalah Bjorka yang asli.

Jika ditelusuri, Bjorka asli selalu memberi peringatan dulu sebelum melancarkan aksi.

KOMO DALAM - Tempat tinggal Wahyu Taha yang diduga Bjorka di Komo Dalam, Lingkungan 5 Kelurahan Lawangirung, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara, Jumat (3/10/2025). Keluarga Wahyu masih tinggal di sana.
KOMO DALAM - Tempat tinggal Wahyu Taha yang diduga Bjorka di Komo Dalam, Lingkungan 5 Kelurahan Lawangirung, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara, Jumat (3/10/2025). Keluarga Wahyu masih tinggal di sana. (Tribunmanado.com/Isvara Savitri)

Ia pun terbukti mampu meretas hingga membuat down situs-situs pemerintah beberapa tahun lalu.

Sedangkan Wahyu masih bermain di dark web.

Ditambah lagi, Wahyu dilaporkan ke polisi atas dugaan pengancaman.

"Kalau (Bjorka) yang lokalan (IP) bisa kebaca dan tingkatannya belum besar, baru ancaman ke bank. Jadi dia belum meretas dan belum teruji level permainannya," tambah Yaulie.

Meski begitu, kasus ini tak bisa diklaim sebagai salah tangkap.

Hal itu karena kasus dan pelaku yang dilaporkan memang berkaitan.

"Heboh karena namanya sama saja," ucap lelaki yang juga menjabat sebagai Ketua Relawan TIK Sulut ini.

Baca juga: Chord Lagu Telebungkah Batan Biu - Bagus Wirata - Kunci Gitar C

Baca juga: Segini Biaya untuk Perpanjangan STNK Kendaraan Bekas Tanpa KTP Pemilik Lama

Di sisi lain, Yaulie membenarkan bahwa kemampuan meretas bisa dipelajari tanpa harus berpendidikan tinggi alias otodidak.(*)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved