Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Inses Ayah Anak di Banyumas

Polisi Ungkap Hubungan Inses Ayah Anak dan Pembunuhan 7 Orok Bayi

Peristiwa mencengangkan sekaligus aib terjadi di daerah Banyumas. Di mana terjadi hubungan inses antara ayah kandung

Editor: Aswin_Lumintang
Kompas.com
Sosok Rudi (tengah), ayah yang inses dengan anak kandung di Banyumas hingga lahirkan tujuh orang bayi. Pria beristri tiga. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, BANYUMAS -  Peristiwa mencengangkan sekaligus aib terjadi di daerah Banyumas. Di mana terjadi hubungan inses antara ayah kandung dan putri kandung yang menghasilkan tujuh anak. 

Ceritanya, E (25), perempuan di Banyumas, Jawa Tengah melahirkan bayi dari hasil hubungan seksual dengan ayah kandungnya, Rudi (57) atau inses.

Dari hasil hubungan terlarang itu, E melahirkan 7 bayi, yang kemudian dibunuh oleh Rudi.

Di banyak budaya hubungan inses dianggap sebagai hubungan yang terlarang.
Di banyak budaya hubungan inses dianggap sebagai hubungan yang terlarang. (kompas.com)

Rudi tega menghabisi nyawa tujuh bayinya hasil inses dengan sang putri atas perintah guru spiritualnya.

Melansir Kompas.com, E terpaksa harus melayani nafsu bejat ayahnya karena di bawah ancaman.

E bahkan sempat diancam menggunakan golok saat menolak berhubungan dengan ayahnya.

Hal ini disampaikan oleh Psikolog Unit Pelaksana Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, Rahmawati Wulansari.

Baca juga: Gempa Malam Ini Rabu 28 Juni 2023, Guncangan di Darat, Info BMKG Kekuatan dan Lokasinya

Baca juga: Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Unima Minahasa Sulawesi Utara Teken MoU dengan Sinode GMIM

"Memang benar ada ancaman ketika (ayahnya) mengajak dan ditolak. Dia bilangnya 'dipapag ngangge bendo' (dihalangi dengan golok)."

"Sehingga mau tidak mau melakukan (hubungan inses) dengan ayah kandung," ujar Rahmawati saat pers rilis di Mapolresta Banyumas, Selasa (27/6/2023).

Diketahui, kejadian pilu yang dialami oleh E itu terjadi sejak 2013 hingga 2021.


 Dikatakan Rahmawati, kondisi psikologi E saat kali pertama melakukan hubungan itu dengan ayahnya pasti terganggu.

Apalagi, pada 2013 itu, E masih di bawah umur.

"Kalau melihat kondisi kejiwaannya pada 2013 tentu saya bisa membayangkan betapa dia sangat tertekan."

"Itu sangat mengagetkan, pertama kali melakukan dan kebetulan ayah sendiri," ungkapnya.

Namun, E tidak punya pilihan lain, termasuk ibunya karena sama-sama mendapat ancaman dari Rudi.

Kepada Rahmawati, E mengaku sebenarnya tidak menikmati hubungan tersebut.

"Dia bilang 'saya tidak menikmati, tapi saya tidak punya pilihan. Jadi ya sudah lah melayani kebutuhan biologis ayah, melayani ayah makan'," kata Rahmawati menirukan ucapan E.


E juga tetap hidup dengan ayahnya di sebuah gubuk, meski kata Rahmawati, E punya kesempatan melakukan banyak hal di luar sana.

"Mungkin di awal saya prediksi pasti trauma, tapi lama-kelamaan tidak ada pilihan untuk terus melakukan sampai tujuh kali," terangnya.

Sementara itu, dari pengakuan Rudi, ia nekat melakukan inses dengan anak kandung dan membunuh bayinya karena mendapat bisikan dari guru spriritualnya.

Guru spiritual asal Klaten itu, kata Rudi, meminta dirinya melakukan hubungan intim dengan anak kandung.

Kemudian, ia juga diminta membunuh bayi dari hasil hubungan inses itu sebanyak 7 kali berturut-turut.

Permintaan tak masuk akal itu akhirnya dilakukan oleh Rudi karena ia tergiur ingin cepat kaya.

Pertemuan antara Rudi dengan guru spiritualnya itu terjadi pada 2011 silam.

"Bisikan itu supaya melakukan persetubuhan dengan anaknya sendiri."

"Dan apabila anak itu lahir supaya dibunuh dan dikubur, harus 7 kali berturut-turut."

"Tapi hal ini akan dikaji lagi apakah karangan atau apa," kata Kapolresta Banyumas, Kombes Pol Edy Suranta Sitepu, Selasa, dilansir TribunJateng.com.

Kronologi Temuan Kerangka Bayi

Kasus hubungan inses ayah dan anak ini terungkap setelah empat kerangka bayi ditemukan di sebuah kebun di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas.

Kerangka bayi pertama ditemukan pada Kamis (15/6/2023).

Kemudian, pada Selasa (20/6/2023), polisi kembali menemukan dua kerangka bayi lagi.

Dilansir TribunBanyumas.com, kerangka pertama ditemukan oleh warga bernama Slamet (50), saat sedang membersihkan ladang.

Ketika itu, sekira pukul 10.00 WIB, Slamet sedang menggali tanah. Tiba-tiba, ia menemukan tulang manusia.

"Saya sedang menggali, meratakan tanah tiba-tiba menemukan tulang yang dibungkus pakaian."

"Ada yang seperti tulang kepala dan ada yang kecil-kecil dan seperti tulang manusia," ungkapnya, Kamis (15/6/2023).

Slamet juga menemukan kain berwarna putih dan merah yang digunakan untuk membungkus jasad bayi tersebut.

Kerangka bayi tersebut ditemukan pada kedalaman sekira 50 sentimeter.

Setelah penemuan itu, polisi melakukan penggalian di lokasi yang sama dan menemukan tiga kerangka bayi lainnya.

Kini, total ada 7 bayi yang dibunuh dan dikubur oleh Rudi.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJateng.com/Permata Putra Sejati, Kompas.com/Fadlan Mukhtar Zain)


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul E Terpaksa Melayani Nafsu Bejat Ayahnya karena Diancam Pakai Golok: Saya Tidak Punya Pilihan, https://www.tribunnews.com/regional/2023/06/28/e-terpaksa-melayani-nafsu-bejat-ayahnya-karena-diancam-pakai-golok-saya-tidak-punya-pilihan?page=all.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved