Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Trilogi Pembangunan Jemaat

MTPJ 18 s.d 24 Juni 2023 – Roma 10:16-21 Iman Timbul dari Pendengaran Firman

Gereja diutus di dunia untuk hidup menurut kehendak dan firman-Nya melaksanakan tugas bersekutu, bersaksi dan melayani.

Penulis: Aswin_Lumintang | Editor: Aswin_Lumintang
pixabay.com
Bacaan Alkitab 

Seharusnya mereka diberkati, tapi sebaliknya nabi Yesaya malah menubuatkan penghukuman. Mengapa? Karena Israel disebut sebagai bangsa yang semenjak nenek moyang mereka mendatangkan sakit hati Tuhan Allah (band Yes: 65:2-3,7).

Secara tersirat Paulus bertanya apakah tragedi masa lampau ini akan terulang lagi bagi Yahudi masa kini dan kenapa harus melanjutkan kemarahan Tuhan Allah bagi generasi kini?

Padahal betapa sabarnya Tuhan Allah, tangan-Nya selalu terulur (sebagai isyarat memohon dengan sangat). Ini menandakan ketersediaan waktu Tuhan Allah menanti agar mereka datang mencari-Nya, mendengar perintah dan firman-Nya, hingga terjadi perubahan jati diri dari bangsa yang bebal menjadi dengar-dengaran.

Tidak taat dan membantah pada-Nya tidak hanya menjauhkan dari hadirat-Nya, malah mereka akan terbuang, ditawan dan diasingkan dan berakhir tragis dalam berbagai penghukuman. Senada dengan pernyataan ini, Yeremia mengecam Israel karena tidak mendengar Tuhan Allah (5:21).

Firman Tuhan Allah menyuarakan kasih, kekuatan dan teguran. Teks ini mengingatkan akan kewajiban dan urgensi mendengar suara Tuhan Allah. Berhati-hatilah dan kritisi suara yang lain, mungkin itu suara iblis atau suara kedagingan.

Makna dan Implikasi Firman
Menjadi pendengar yang setia, tidaklah mudah, butuh perjuangan, bahkan harus dengan iman. Sebab pendengaran berhubungan dengan iman, bahkan bagian dari iman.

Dibutuhkan kecerdasan untuk mendengar, karena ini berdampak pada hati dan pikiran seseorang. Contoh yang salah dalam hal mendengar; Amnon mendengar nasihat Abinadab dampaknya ia kehilangan kedudukan dan nyawa.

Rehabeam mendengar nasihat anak muda, kerajaan Israel terpecah jadi dua. Kegagalan dalam menyaring dan menjaga pendengaran bisa berakibat fatal. Karena itu berilah perhatian untuk mendengar dengan hikmat dan selektif.

Menutup telinga berarti tidak mau mendengar informasi, berita, firman dan kebenaran. Tidak mendengar konotasinya identik dengan memberontak atau melawan.

Barangsiapa bertelinga hendaklah ia mendengar. Telinga yang terbuka pada kebenaran firman menunjukkan pribadi yang taat, setia, tekun dan sabar.

GMIM adalah gereja yang menunjukkan identitasnya taat mendengar firman Tuhan Allah. Mendengar berarti menunjukkan kedekatan hubungan yang akrab.

Mendengar berarti menyimak dan mau mengerti tentang kehendak Dia yang memanggil. Saling mendengar antar sesama menunjukkan empati yang mendalam, keseriusan membangun relasi yang harmonis.

GMIM sebagai gereja global membaur dan saling menghormati dalam kemajemukan. Kehadirannya yang kini diperhitungkan di kancah Nasional dan Internasional adalah buah dari ketaatannya mendengar panggilan Tuhan Allah dan kesetiaannya mendengar serta melakukan firman-Nya.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved