Trilogi Pembangunan Jemaat
MTPJ 18 s.d 24 Juni 2023 – Roma 10:16-21 Iman Timbul dari Pendengaran Firman
Gereja diutus di dunia untuk hidup menurut kehendak dan firman-Nya melaksanakan tugas bersekutu, bersaksi dan melayani.
Penulis: Aswin_Lumintang | Editor: Aswin_Lumintang
Pendengaran mendapat penekanan pada ayat 17. Kata dengar (Yun:ακουο – akuouo) menandakan bahwa pendengaran amat penting dan menentukan karena erat kaitannya dengan iman seseorang kepada Tuhan Allah.
Sebagai penganut Yahudi sejati ia tahu bahwa keberadaan (hakikat) Tuhan Allah dipahami/diketahui dengan cara mendengar. “Dengarlah, hai orang Israel; Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa” (Ulangan 6:4). Karena itu dengan berani ia mengungkapkan teologinya bahwa awal iman ada pada pendengaran tentang firman. Dampak mendengar firman adalah munculnya iman.
Seperti mata rantai yang bersambung, dari mendengar firman, bisa mengenal Tuhan Allah dan berlanjut beriman kepada-Nya. Ini adalah rantai keselamatan.
Awal rantai itu bertumpu pada pendengaran. Bagaimana dapat percaya kepada Yesus Kristus, kalau orang tidak pernah mendengar tentang-Nya. Secara tersirat ada maksud untuk menajamkan pendengaran pada sesuatu yang baik. Sebab tidak semua berita yang didengar berdampak baik.
Pendengaran Firman yang bagaimana menimbulkan iman? (18-19). Pendengar harus memberikan perhatian yang sungguh pada apa yang didengar, sehingga Firman berdampak perubahan.
Mendengar di sini berarti mencermati, menanggapi dan memahami dengan seksama. Mendengar dengan tidak menyenangkan tentu tidak memperoleh apa-apa tetapi bangkitkanlah kesenangan mendengar firman Tuhan.
Isi dan nilai berita menentukan ketekunan dan semangat mendengar. Injil adalah kabar baik, berita gembira, nilai yang terkandung adalah kebenaran karya selamat Tuhan Allah bagi manusia.
Sesuatu yang sangat ironi kalau mendengar firman Tuhan Allah tidak berdampak apapun dalam hidup keberimanan seseorang. Jika demikian, harus dikoreksi cara mendengar firman.
Rasul Paulus menyesali sambutan terhadap Injil yang tidak ramah di Roma, bahkan di beberapa tempat yang dikunjunginya. Dan ia menegaskan bahwa murid-murid dan rasul-rasul sudah berupaya sungguh-sungguh memberitakan Injil sampai ke ujung bumi.
Sangat mengejutkan jika Injil pertama-tama ditolak oleh orang Yahudi, mengingat identitasnya sebagai bangsa pilihan Tuhan Allah.
Injil pertama-tama ditujukan kepada orang Yahudi (band Roma 1:16). Karena itu Paulus berupaya agar Injil diberitakan kepada orang-orang Yahudi. Ia mendatangi rumah-rumah ibadah mereka (sinagoge) yang tersebar luas di wilayah Romawi dan mengajar.
Mereka mendengar kabar baik itu, tetapi mereka meragukan kebenarannya, karena berbeda dengan kebenaran yang mereka yakini melalui Talmud dan Misnah (Tafsiran Taurat).
Sikap dan perilaku Israel menimbulkan kecemburuan dan kemarahan Tuhan Allah. Sehingga Tuhan Allah memakai bangsa kafir sebagai sarana penghukuman agar mereka menyadarinya. Musa menyebut masalah fundamental bangsa Israel adalah tegar-tengkuk.
Predikat buruk yang tidak layak bagi bangsa pilihan. Kutipan dari kitab Ulangan 32:21 ini dipakai Paulus sebagai peringatan agar memberi telinga mendengar Injil dan tidak menolak.
Apa dampak dari penolakan terhadap Injil (tidak mau mendengar Injil) ayat 21-22? Paulus menggunakan latarbelakang Perjanjian Lama tentang penghukuman dan keselamatan (Yesaya 65:1,11). Narasi yang bernada kontradiksi dikenakan kepada Israel.
Menjabarkan Trilogi Pembangunan Jemaat
Trilogi Pembangunan Jemaat
MTPJ GMIM
Pesan Firman Tuhan
Firman Tuhan
MTPJ 11 – 17 Juni 2023 – Lukas 5:1-11 Semua Orang Kristen Terpanggil Memberitakan Injil |
![]() |
---|
MTPJ 14 – 20 Mei 2023 Keluaran 14:15-31 – Tuhan Memimpin Perjalanan Umat-Nya |
![]() |
---|
MTPJ 30 April – 6 Mei 2023 – Umat Tuhan Milik Kristus |
![]() |
---|
MTPJ 23 – 29 April 2023 – Yohanes 20:19-29 Berbahagialah Mereka yang Tidak Melihat Namun Percaya |
![]() |
---|
MTPJ 19 – 25 Maret 2023 – Minggu Sengsara IV Markus 14:43-52 – “Ciuman Penghianatan” |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.