Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gunung Lokon Waspada

Pekerja Bangunan Tak Hiraukan Teguran Lurah, Tetap Bertahan di Kaki Gunung Lokon Tomohon Sulut

Beberapa pekerja bangunan di Kaki Gunung Lokon tak langsung berpindah saat diminta pemerintah untuk menjauh dari Gunung Lokon.

|
Kolase Tribun Manado/Hesly Marentek
Gunung Lokon Tomohon Sulawesi Utara Status Waspada. 

Dilansir dari wikipedia, tanggal 10 Juli 2011 sebelum meletus Gunung Lokon mulai menunjukkan aktivitas sejak 18 Juni 2011.

Minggu, 10 Juli 2011 status gunung ini telah ditingkatkan dari Siaga menjadi Awas oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi.

Gunung Lokon di Sulawesi Utara meletus pada Kamis (14/7/2011) pukul 22.45 WIB ()

Pada Kamis, 14 Juli 2011 pukul 22:45 WITA gunung Lokon di kawah Tompaluan meletus dengan lontaran material pijar, pasir, dan hujan abu setinggi sekitar 1.500 meter.

Selanjutnya, letusan kembali terjadi pada Jumat dini hari sekitar pukul 01.30 Wita dengan lontaran material vulkanik setinggi 600 meter.

Sedikitnya dalam sehari setelah letusan telah dua warga meninggal sebagai akibat tidak langsung dari letusan.

Sebelumnya, Gunung Lokon sudah sering mengalami letusan. 

Gunung Lokon adalah sebuah gunung di dekat Kota Tomohon, gunung ini memiliki ketinggian 1.580 m dari permukaan laut.

Puncak gunung Lokon berjarak sekitar 5.300 meter di sebelah barat laut dari Kota Tomohon dan sekita 6.700 meter di sebelah barat daya dari kota kecamatan Pineleng. Dari ibukota provinsi Manado jaraknya hanya sekitar 20 kilometer di barat daya kota.

Beberapa peristiwa meletusnya gunung ini yang bisa terekam dalam masa kini diantaranya:

Terjadi letusan pada tahun ini yang tidak sehebat letusan tahun 1991 dan 2011.

Gunung Lokon pada Oktober 1991 pernah meletus yang menimbulkan kerugian material mencapai Rp 1 miliar.

Ribuan jiwa penduduk di Desa Kakaskasen I, Kakaskasen II, Kinilow dan Tinoor, ketika itu setempat diungsikan besar-besar ke sejumlah daerah yang dinilai tidak rawan karena atap ribuan rumah penduduk hancur dihantam batu dan debu setebal 15 sampai 20 cm.

Dalam musibah tersebut, seorang wisatawan asal Swiss, Vivian Clavel yang berkunjung saat terjadi letusan hebat itu tidak dapat ditemukan.

Ia dipastikan tewas tertimbun longsoran lahar dingin.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved