Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sulawesi Utara

Dua Tindakan Tegas Pemerintah Sulawesi Utara Untuk Cegah Masuknya Virus ASF, Dilakukan di Perbatasan

Kebijakan yang disepakati seluruh pemerintah dan stack holder terkait, yaitu hewan ternak babi ditolak masuk Sulut

Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
Freepik
Ilustrasi babi 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemerintah Sulawesi Utara fokus terhadap pencegahan virus African Swine Fever (ASF).

Sejumlah upaya mereka lakukan, termasuk dengan melarang masuknya babi atau daging babi dari luar daerah.

Rupanya hal yang sama disarankan oleh Balai Karantina Pertanian Kota Manado Sulawesi Utara.

Baca juga: Apa Itu African Swine Fever? Penyakit Babi Berbahaya, Pemprov Cegah Masuk ke Sulawesi Utara


Kepala Balai Karantina Pertanian Manado, Yusup Patiroy.(Dokumentasi Balai Karantina Pertanian Manado)

Itu merupakan cara yang paling ekfektif untuk pencegahan masuknya ASF.

Ia menyarankan agar memang masuknya daging babi ke Sulawesi Utara dihentikan.

Sangat bersyukur jika saat ini Sulawesi Utara masih bebas dari ASF.

namun memang penjagaan ketat dilakukan di perbatasan.

Baca juga: Berikut 7 Instruksi Olly Dondokambey Untuk Pencegahan Masuknya African Swine Fever ke Sulawesi Utara

Kepala Balai Karantina Yusup Patiroy mengatakan, sampai saat ini belum ada informasi flu babi masuk di Sulut.

Namun dia terus mewaspadai mengingat virus tersebut sudah berada di Sulawesi Tengah.

"Kita ini daerah yang terancam, karena dekat sekali, sehingga upaya yang dilakukan bagaimana mencegah peredaran hewan dan produk masuk di Sulut," jelasnya Rabu (7/6/2023)

Menurutnya, kebijakan yang disepakati seluruh pemerintah dan stack holder terkait, yaitu hewan ternak babi ditolak masuk Sulut atau langsung dimusnahkan saat diperbatasan.

Baca juga: Gubernur Sulut Keluarkan 7 Poin Instruksi Cegah African Swine Fever Menyebar di Sulawesi Utara

"Kalau secara pribadi langsung tolak saja tanpa lakukan pemeriksaan, karena virus ini cepat sekali penyebarannya," jelasnya

Patiroy yakin jika diperketat pengawasan perbatasan, maka ternak babi yang mungkin dibawah dari Sulawesi Tengah akan mati dengan sendirinya sebelum masuk ke Sulut.

"Jadi harus diperketat, kalau sudah habis disana maka tidak ada hewan babi lagi terkirim ke Sulut," ujarnya

Lebih lanjut dijelaskannya, pengawasan di Bandara Samratulangi terus dilakukan Balai Karantina Pertanian Kota Manado,

"Itu sudah menjadi tugas kami setiap hari untuk melakukan pengawasan, terutama antisipasi penerbangan dari luar negeri, dan yang biasa penumpang membawa tentengan beresiko dan sumber penularan penyakit," jelasnya.

Peternak Babi Harap ASF Tak Masuk di Sulut

 African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika kini sudah mulai terdengar sampai ke Sulawesi Utara (Sulut).

Bahkan para peternak babi di Langowan, Minahasa juga sudah mendengar soal virus tersebut.

Demam babi Afrika merupakan salah satu penyakit yang mematikan bagi ternak.

Ridel, salah satu peternak Babi asal Langowan mengatakan sudah mendengar tentang penyakit berbahaya itu.

"Sudah pernah dengar soal penyakit itu, katanya dari Sulawesi Tengah," ujar Ridel saat diwawancarai via WhatsApp, Kamis (1/6/2023).

Meski begitu, dirinya mengaku belum mengetahui gejala apa yang terjadi pada babi jika terinfeksi.

"Tapi kalau soal gejala pada babi, saya belum tau," katanya Ridel.

Ridel mengaku kuatir jika virus tersebut masuk ke Sulut. 

"Kuatir jika virus itu sampai masuk, takutnya bisa menyebar ke ternak kami," kata Ridel. 

Saat ini virus ASF belum ditemukan di Sulut, tapi mereka berharap pemerintah punya jalan keluar mengatasi masalah ini.

"Kami berharap pemerintah bisa cepat mengantisipasi masalah ini," ucap Ridel 

Ridel juga mengatakan ada sekitar 20 babi yang dipotong setiap bulannya untuk dijual. (Ren)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved