MTPJ GMIM
MTPJ 4 – 10 Juni 2023 – Kejadian 8:1-22 Lestarikan Alam dan Makhluk Ciptaan Demi Masa Depan
Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 5 Juni. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran
Penulis: Aswin_Lumintang | Editor: Aswin_Lumintang
Ia mencari petunjuk dengan melepaskan burung gagak (sekali dilakukan) dan burung merpati (3 kali dilakukan).
Setelah burung merpati tidak kembali, ini memberi tanda bahwa bumi telah kering dan tanaman telah tumbuh ditandai dengan ‘sehelai daun Zaitun segar’ yang dibawa oleh burung Merpati.
Walaupun demikian, Nuh yang saleh dan taat itu tetap berada di dalam bahtera karena belum ada perintah dari Tuhan Allah untuk keluar. Setelah perintah datang (ayat 15-17), Nuh dan seisi keluarga beserta binatang yang ada di dalam bahtera itu turun.
Keselamatan yang dialami Nuh dan keluarganya adalah anugerah Tuhan Allah dan untuk mensyukurinya Nuh membuat mezbah dan memberikan persembahan syukur. Ini adalah respon iman Nuh atas pemeliharaan dan penyelamatan Tuhan Allah serta untuk permulaan yang hidup yang baru. Persembahan syukur itu berkenan di hadapan Tuhan Allah.
Ketiga, Tentang pemulihan.
Apakah Tuhan Allah membiarkan ciptaan-Nya rusak? Tentu tidak! Tuhan Allah digambarkan seperti “tukang kebun/taman”, kini menjanjikan suatu permulaan baru. Tuhan Allah menjanjikan pemeliharaan dan takkan berhenti musim menabur dan menuai (ayat 21-22).
Kini kisah kehidupan manusia berlanjut melalui keluarga Nuh. Tugas membangun suatu tatanan hidup baru dimulai. Seperti perintah kepada manusia pertama di taman Eden agar kehidupan terus berlanjut maka demikian juga perjanjian yang dibangun Tuhan Allah dengan Nuh (Kej. 9).
Kepada Nuh diberi amanat untuk memulai sesuatu yang baru dalam rangka mengisi dan membentuk bumi yang baru, suatu masa depan yang lebih baik.
Makna dan Implikasi Firman
Ada sebuah ungkapan “mulailah sekarang tanam pohon, agar generasi selanjutnya tidak akan tanam manusia.” Ungkapan ini tentu memiliki pesan mendalam bahwa manusia dan alam selalu memiliki hubungan.
Bencana alam yang sering terjadi merupakan tanda zaman yang harus cepat disikapi, sebab bumi hanya satu.
Walaupun kita mendengar ada upaya penelitian untuk mencari apakah di planet yang lain bisa di huni oleh manusia, namun itu suatu cita-cita belum bisa dengan pasti dan cepat terjadi. Bumi yang kita diami menghadapi ancaman kerusakan ekologis yang serius yang dapat mendatangkan kematian.
Setiap bencana yang terjadi merupakan dampak dari ulah manusia sendiri. Kejahatan manusia terhadap alam adalah juga bentuk perlawanan dan kejahatan pada Sang Pencipta.
Kita tentu paham, jika suatu karya seseorang dirusak maka secara tidak langsung itu adalah bentuk penghinaan bagi si pembuat. Tuhan Allah menciptakan bumi dan segala isinya diberi tanggung jawab kepada manusia untuk mengelola, menata dan memeliharanya. Tapi kenyataannya tanggung jawab ini tidak dilaksanakan oleh manusia secara baik.
Bukannya menata dan memelihara, tapi yang terjadi malahan mengeksploitasi dan merusak.
Hanya orang yang bodoh yang akan merusak rumah di mana ia tinggal. Tapi kebodohan inilah yang sementara dipertontonkan oleh manusia. Ada kecenderungan sebagian besar manusia tidak pernah mau belajar dari setiap pengalaman sebab kecenderungan hatinya selalu ingin mencari keuntungan pribadi.
Keserakahan manusia adalah salah satu yang memegang peranan penting dalam krisis iklim dan kerusakan bumi yang sedang terjadi. Memang, walaupun bumi begitu luas, namun tidak akan pernah cukup memenuhi hasrat dari orang yang serakah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.