Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nasional

Menkeu Sri Mulyani Jelaskan Alasan Negara Menarik Utang Baru Senilai Rp 243,9 Triliun

Menterri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan alasan negara menarik utang baru senilai Rp 243,9 triliun.

Editor: Frandi Piring
Tribunnews
Menterri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan alasan negara menarik utang baru senilai Rp 243,9 triliun.. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), realisasi pembiayaan utang di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 mencapai Rp 243,9 triliun sampai dengan April 2023.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi tersebut setara dengan 35 persen dari target pembiayaan dalam APBN tahun anggaran 2023 yakni sebesar Rp 696,3 triliun.

"Penerbitan utang sampai dengan akhir April mencapai Rp 243,9 triliun," ujar dia dalam konferensi pers APBN KiTa, Senin (22/5/2023).

Sri Mulyani menyebutkan, realisasi pembiayaan itu melesat 55,9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Pesatnya pertumbuhan realisasi pembiayaan selaras dengan strategi front loading pemerintah,

guna mengantisipasi lag effect dari kenaikan tingkat suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) dan juga Bank Indonesia (BI).

"Memang (kenaikan pembiayaan) mengantisipasi kenaikan suku bunga Fed Fund Rate maupun suku bunga dalam negeri," kata Sri Mulyani.

Hutang Negara
Hutang Negara (Aktual)

Jika dilihat secara lebih rinci, pembiayaan utang masih didominasi oleh penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) yang nilainya telah mencapai Rp 240 triliun

atau setara 33,7 persen alokasi APBN 2023, serta tumbuh 68,8 persen dari April 2022.

Meskipun realisasi penerbitan SBN tumbuh pesat, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan,

pengelolaan dan timing penerbitan utang melalui SBN sudah sesuai strategi pembiayaan pemerintah.

"Kita mengatisipasi dalam hal ini dengan penerimaan yang cukup besar maka dari sisi penerbitan SBN,

maka bisa dilakukan penurunan penerbitan sesuai dengan kondisi keuangan kita yang cukup baik pada kuartal pertama ini," tutur Sri Mulyani.

Sementara itu, realisasi pembiayaan dari pinjaman sebesar Rp 3,9 triliun, lebih rendah 72,7 persen dari periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 14,2 triliun.

Baca juga: Perbankan AS Bergejolak, Gagal Bayar Utang ke IMF, Ini Dampak ke Ekonomi Global

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved