Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Opini

Kompetensi Ekologi dalam Lingkup Lembaga Pendidikan

Penulis adalah dosen FTIK Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado, Sulawesi Utara.

Dokumen IAIN Manado
Dosen FTIK IAIN Manado Abdul Muis Daeng Parewo 

Oleh: Abdul Muis Daeng Pawero, M.Pd
Dosen FTIK IAIN Manado

DALAM suatu pertemuan tatap muka perkuliahan. Saya masuk dalam suatu ruangan perkuliahan ber-AC.

Ketika itu, saya langsung menderita batuk karena hawa ruangan yang pengap dengan bau asap rokok yang menyengat.

Di antara kursi mahasiswa, terdapat beberapa puntung rokok yang berserakan dan abu hitam memadati sudut ruangan yang bisa saya pastikan bahwa itu adalah abu rokok.

Dalam kesempatan lain, saat saya baru saja masuk tangga pintu depan gedung administrasi fakultas, nampak sampah plastik dan bekas bungkus makanan tercecer di depan gedung.

Sampah tersebut tercecer di tengah hiruk-pikuk mahasiswa yang 'nongkrong' di tangga. Sementara mahasiswa lainnya sibuk ber-swafoto (selfie).

Ada juga yang berfoto merayakan kelulusan ujian skripsi.

Entah siapa yang melakukan tindakan buang sampah sembarangan tersebut, sama halnya dengan tidak ada satupun di antara mahasiswa yang berinisatif memungut sampah yang tercecer tersebut dan meletakkannya di tempat sampah.

Etika yang melekat pada seorang pendidik dan peserta didik, bagi saya bukan hanya sekedar etika kepada Tuhan dan sesama manusia, melainkan juga etika kepada lingkungan.

Baca juga: Tak Punya Mobil Pribadi, Segini Kekayaan Rektor IAIN Manado Delmus Puneri Salim

Saya langsung bertindak memunguti sampah tersebut dan meletakkannya di tempat sampah, bukan sekedar untuk jaga kebersihan apalagi berharap 'pujian', melainkan sebagai tenaga pengajar yang harus bersikap etis terhadap lingkungan.

Banyak hal serupa yang saya temui. Seperti sampah botol plastik yang berserakan di depan dan samping kiri-kanan gazebo, di samping kantin kampus, dan tempat-tempat lain di lingkungan lembaga pendidikan.

Seperti pemandangan sampah plastik dan kertas yang berserakan di depan kelas saat saya berjunjung ke beberapa sekolah, seakan menjadi pemandangan yang lumrah.

Pelaku pembuang sampah sembarangan, merokok dan membuang abu dan puntung rokok di kelas. Apalagi di lingkungan lembaga pendidikan, memang belum tentu adalah siswa atau mahasiswa.

Namun, tidak menutup kemungkinan pelakunya justru adalah siswa atau mahasiswa itu sendiri. Orang yang senantiasa dijunjung sebagai agen of change.

Pemikir dan penggerak perubahan. Bahkan sangat mungkin, pelaku pembuang sampah sembarangan tersebut merupakan oknum yang bersentuhan langsung dengan jantung pendidikan itu sendiri, yaitu tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Ketika Penegak Jadi Pemeras

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved