Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pembunuhan Berantai di Banjarnegara

5 Fakta Kasus Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara, Ajak Korbannya Lakukan Ritual Sebelum Dihabisi

Simak 5 fakta terkait kasus pembunuhan berantai di Banjarnegara yang dilakukan oleh Mbah Slamet, dukun pengganda uang berikut ini.

Editor: Tirza Ponto
TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati
Fakta-fakta kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara. 

Tohari mengaku tega menghabisi nyawa para korbannya karena membutuhkan uang untuk membayar hutang.

Selain untuk membayar hutang, kata Tohari, uang para korbannya dirampas untuk kebutuhan sehari-hari.

"Uangnya untuk membayar utang dan kebutuhan sehari-hari," tutur Tohari.

5. Pelaku BS Lakukan Promosi di FB

Konferensi pers Polres Banjarnegara terkait kasus dukun penggandaan uang dan pembunuhan terhadap korbannya, Senin (3/4/2023). Dihadirkan tersangka TH alias Mbah Slamat dan rekannya BS.
Konferensi pers Polres Banjarnegara terkait kasus dukun penggandaan uang dan pembunuhan terhadap korbannya, Senin (3/4/2023). Dihadirkan tersangka TH alias Mbah Slamat dan rekannya BS. (TribunJateng.com/Permata Putra Sejati)

Sosok BS pria yang mempromosikan Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet di Banjarnegara ikut ditetapkan sebagai tersangka.

BS berperan sebagai orang yang memposting kemampuan menggandakan uang Mbah Slamet ke Facebook.

"BS sudah kami tangkap. BS tugasnya mengupload bahwa Slamet memiliki kemampuan menggandakan uang. BS ini lah yang mempertemukan korban ke Slamet," kata Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto.

BS yang merupakan kaki tangan Mbah Slamet bertugas membantu mempublikasikan melalui media sosial dan mempertemukannya.

Bahkan pesuruhnya tidak tahu jika dirinya melakukan pembunuhan.

"BS dikasih Rp 5 juta, kadang Rp 10 juta," ungkap Mbah Slamet.

Hasil Autopsi 9 Jenazah

Saat ini, sembilan jenazah korban pembunuhan dukun pengganda uang di Banjarnegara telah diperiksa tim forensik Bidokkes Polda Jawa Tengah.

Dalam pemeriksaaan terungkap enam jenazah berjenis kelamin laki-laki.

Lalu, sisanya tiga orang berjenis kelamin perempuan.

"Usianya antara 25 hingga 50 tahun," kata Kepala Bidang (Kabid) Dokkes Polda Jateng, Kombes Sumy Hastry Purwanti, Selasa, dikutip dari TribunJateng.com.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved