Bacaan Alkitab
MTPJ 2 – 8 April 2023 – Matius 27:27-44 “Tersalib Di Antara Dua Penyamun”
Menikmati kehidupan yang adil, benar, diperlakukan secara baik, hidup tenang dan damai menjadi harapan banyak orang.
Penulis: Aswin_Lumintang | Editor: Aswin_Lumintang
Tradisi penyaliban bagi orang Roma di waktu itu ialah bahwa yang disalibkan di tengah-tengah berarti dialah yang paling jahat di antara yang lainnya.
Yesus Kristus disejajarkan dengan penyamun, disamakan dengan penjahat yang paling keji sebagaimana nubuatan nabi Yesaya bahwa “Ia terhitung di antara para pemberontak pemberontak” (Yesaya 53:12b).
Olok-olokkan dan celaan dilakukan juga oleh orang-orang yang lewat di lokasi penyaliban termasuk para Imam, ahli-ahli Taurat dan para penyamun yang disalibkan bersama dengan Dia.
Orang-orang berkata “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jika Engkau Anak Allah” (ayat 40).
Rupanya orang-orang itu pernah mendengar perkataan Yesus Kristus itu, karenanya mereka menggunakan kata-kata tersebut untuk menyindir/mengolok-Nya. Mereka tidak mengerti bahwa perkataan Yesus Kristus itu adalah sebuah kiasan yang mengandung arti bahwa Ia akan mati tetapi pada hari ketiga Ia akan bangkit.
Para iman dan ahli Taurat juga berkata “Orang lain Ia selamatkan tetapi Diri-Nya sendiri tidak dapat ia selamatkan, Ia Raja Israel, baiklah Ia turun dari salib dan kami akan percaya kepada-Nya” (ayat 41-44).
Yesus Kristus yang tersalib mengalami penderitaan fisik dan mental, tetapi semuanya itu merupakan viadolorosa, jalan salib yang harus ditanggung-Nya bagi keselamatan umat manusia.
Makna dan Implikasi Firman
Dosa manusia hanya dapat ditebus dengan kematian Yesus Kristus. Pengorbanan-Nya yang menyelamatkan didasari karena kasih-Nya yang besar kepada kita yang hendaknya direspons dengan sikap hidup yang berbuah bagi Allah.
Hidup menghasilkan buah-buah roh, di antaranya
saling mengasihi dan saling mengampuni satu terhadap yang lain.
Pada masa kini, kita bergumul tentang kebenaran dan keadilan yang belum sepenuhnya diberlakukan. Suatu panggilan hidup bagi kita untuk menjadi pelaku kebenaran dan keadilan, apakah sebagai pemangku keadilan, pemimpin gereja dan bangsa dan dalam kehidupan pribadi serta keluarga.
Seperti kata Firman-Nya “Jika ya hendaklah kamu katakan: Ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan : tidak”. (Matius 5 :37a)
Sebagai orang Kristen tak lepas dari penghinaan dan penderitaan. Namun belajar dari Yesus Kristus yang menyikapi semuanya dengan sabar, maka kesabaran, tahan uji dalam menghadapi pergumulan menjadi kesaksian iman Kristen.
Janganlah kita membalas kejahatan dengan kejahatan karena pembalasan adalah hak Tuhan (band Roma 12 : 9).
Kita hidup di antara orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus dan hidup tidak berkenan kepada-Nya. Walaupun demikian kita tidak boleh dipengaruhi oleh mereka, tetapi sebaliknya mempengaruhi mereka dengan menunjukkan sikap dan prilaku yang menebarkan cinta kasih dan kesabaran serta kesetiaan menghadapi pergumulan dan penderitaan. Sehingga hidup kita berdampak menjadi berkat.
Bacaan Alkitab Ulangan 4:1, Renungan: Dengar dan Lakukan Firman Tuhan |
![]() |
---|
Bacaan Alkitab Kisah Para Rasul 14:8–28, Hati Dipenuhi Sukacita |
![]() |
---|
Bacaan Alkitab Markus 10:35-45, Renungan: Kemuliaan dalam Keilahian Kristus |
![]() |
---|
Bacaan Alkitab Yesaya 40 : 31, Renungan: Kesabaran Dalam Proses Tuhan |
![]() |
---|
Bacaan Alkitab Keluaran 2:11-24, Kalau Ada Kesabaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.