Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Misteri Gua Jepang di Pusat Kota Manado Sulawesi Utara, Banyak yang Sudah Tertimbun

Gua - gua Jepang ini terhubung dengan gua Jepang yang ada di kawasan sekitarnya. Sebagian besar gua itu sudah terlupakan.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Tribunmanado.co.id/Arthur Rompis
Gua Jepang di Manado, Sulawesi Utara. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Wilayah pusat Kota Manado, Sulawesi Utara, menyimpan misteri Gua Jepang.

Diduga ada banyak Gua Jepang di bawah kawasan pusat kota.

Gua - gua Jepang ini terhubung dengan gua Jepang yang ada di kawasan sekitarnya. 

Sebagian besar gua itu sudah terlupakan. Banyak pula yang telah tertimbun. 

Namun ada pula yang masih eksis. 

Seperti gua Jepang di Kelurahan Pinaesaan, Kecamatan Wenang. 

Gua ini sempat viral beberapa tahun lalu. 

Seorang pria bernama Ferry Assa mengalami kejadian mistik dalam gua tersebut.

Tengah membersihkan rerumputan belakang poli Gigi milik Fakultas Kedokteran Unsrat, ia dipanggil seorang noni belanda berpakaian putih.

Bersama noni itu sejumlah orang berpakaian tentara. Mereka mengajak Feri ke sebuah meja besar. Feri dijamu makan.

Ia makan bersama para tentara dan noni itu.

Suatu kali, Feri tiba tiba mendapati dirinya berpegangan di besi. Ia kaget.

Lantas buru buru keluar gua. Di sana sudah ada banyak orang. Mereka mencari cari Feri. 

Ternyata ia sudah tiga hari hilang. 

Penuturan warga setempat, gua itu memang angker. 

Warga tak berani membersihkan ilalang di depan gua. 

Gua Jepang Singkil

Gua Jepang lainnya berasa di Singkil, tak jauh dari ibukota. Diduga gua ini berhubungan dengan gua gua yang sama di pusat kota Manado

Keunikan gua tersebut adalah sumber airnya yang melimpah dan jernih. 

Gua itu juga diselimuti misteri dengan banyak cerita rakyat yang berpotensi dijual sebagai storynomics tourism. 

Tribunmanado.co.id, menyambangi gua itu Minggu (5/3/2023) siang. 

Desas desus terdengar jika gua itu hilang karena longsor. 

Ternyata tak demikian. Gua itu masih utuh. 

"Masih seperti biasa, warga sering ambil air di sini," kata Merry Yakob seorang warga yang rumahnya bersihkan dengan gua tersenut. Sebut Merry, air di gua itu sangat jernih.

"Mirip air Aqua," katanya. 

Gua itu sempit namun cukup tinggi hingga bisa dilalui orang dewasa.

Air mengalir deras dari dalam gua, menyebabkan genangan air setinggi mata kaki orang dewasa. 

Di kiri kanan gua terdapat bak mandi yang digunakan warga untuk mencuci dan minum. 

Pada jarak sekira dua puluh meter, gua menanjak.

Untuk menaikinya perlu merayap. 

Karena keterbatasan sarana penerangan Tribunmanado.co.id, tidak jadi melanjutkan perjalanan. 

Seorang warga Fiece Jurah membeber, gua itu dulunya adalah tempat persembunyian tentara Jepang.

"Karena gua ini tempat kami disebut pancurang, " kata dia. 

Ungkap Fiece, air dalam gua itu adalah sumber utama penghidupan warga sebelum ada PAM dan sumur bor. 

Ia ingat, saat krisis air parah di Manado pada tahun 1997, banyak warga luar Singkil antre mengambil air di gua itu. 

"Orang-orang kaya sewa kendaraan dengan ratusan galon air, antre depan gua, " kata dia. 

Adri Mamonto warga Kelurahan Singkil menyatakan, dirinya serta sebuah tim petualang pernah masuk dalam gua itu. 

Di sana mereka menemukan bilik-bilik tentara Jepang. 

"Di pintu bilik serta tembok di dalamnya tergurat huruf kanji, lalu ada lagi yang sangat misterius adalah guratan tulisan huruf latin bertuliskan 1400, entah itu apa," kata dia. 

Diungkapnya, gua itu penuh labirin. Sayang tim tidak sempat menelusuri gua itu dengan tuntas karena keterbatasan waktu. 

Albert warga lainnya menuturkan, gua itu konon sangat panjang. Namun sudah terputus oleh longsoran tanah. 

"Dari sini hingga tembus ke laut, fungsinya bukan hanya sebagai tempat sembunyi, tapi juga untuk mengintai," katanya. 

Ungkap dia, banyak yang percaya gua ini menyembunyikan harta karun. Banyak yang mencarinya.

"Namun tak pernah ketemu," kata dia.

Pernah, kata dia, gua itu dikunjungi puluhan orang Jepang. 

Beberapa diantaranya pernah bertugas disana sebagai tentara Jepang. 

Menurut dia, tempat tersebut memenuhi syarat untuk jadi objek wisata. (Art) 

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved