Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gunung Api Karangetang

Jarak Luncur Guguran Lava Gunung Api Karangetang di Sitaro ke Kali Batuawang dan Kahetang jadi 2 KM

Aktivitas Gunung Api Karangetang di Kepulauan Sitaro masih tinggi. Luncuran lava di sebelah timur sudah mencapai 2 ribu meter.

Penulis: Octavian Hermanses | Editor: Isvara Savitri
Tribunmanado.co.id/Dok. Pos PGA Karangetang
Kondisi terkini Gunung Api Karangetang di Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Rabu (1/3/2023). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, SITARO - Gunung Api Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, masih menunjukkan aktivitas yang tinggi.

Hal itu ditandai dengan tingginya intensitas guguran lava pijar dari kawah utama gunung berketinggian 1784 mdpl itu menuju Kali Kahetang, Kali Batuawang, Kali Batang, Kali Tembelang, Kali Beha Barat, serta Kali Nanitu.

"Aktivitas guguran lava pijar sampai saat ini masih terus berlangsung ke arah barat dan timur," kata Ketua Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Karangetang, Yudia Tatipang, Rabu (1/3/2023).

Bahkan sejak 28 Februari 2023, jarak luncur guguran lava ke arah Kali Batuawang dan Kali Kahetang mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Jika sebelumnya jarak luncur guguran lava ke dua kali yang ada di wilayah Kecamatan Siau Timur itu hanya 1.500 meter, meningkat menjadi 2 ribu meter.

"Dan seperti yang kami laporan sejak tanggal 28 Februari, untuk ke Kali Kahetang dan Batuawang Siau Timur, itu ada penambahan jarak dari puncak antara 750-2 ribu meter," ungkap Yudia.

Menurut Yudia, pertambahan jarak luncur guguran lava ke arah Kali Kahetang dan Kali Batuawang terbilang cepat karena lereng di sisi timur yang cukup terjal.

"Sehingga dari guguran dari puncak itu cepat meluncur. Beda dengan bagian barat yang terdapat beberapa titik landai sehingga pergerakan guguran lava agak lambat," jelasnya.

Dia juga menyebut indikator lain yang menunjukkan tingginya aktivitas Gunung Api Karangetang berupa peningkatan gempa atau pertumbuhan kuba lava.

"Itu adalah aktivitas permukaan dan kemungkinan masih akan terus berlangsung aktivitas guguran ini," tuturnya.

Baca juga: Permintaan Tak Dikabulkan, Perempuan Asal Tara-tara Tomohon Aniaya Suaminya

Baca juga: Kecelakaan Maut Tewaskan 6 Penumpang, Sopir Bus Surabaya Indah Serahkan Diri Setelah Sempat Kabur

Dari pengamatan periode 1 Maret 2023 pukul 06.00 Wita-12.00 Wita, asap maupun aktivitas lain tidak terlihat secara visual karena tertutup kabut tebal.

Untuk kegempaan tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 3-8 mm (dominan 3 mm) serta seismik didominasi gempa guguran dan noise angin.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved