Opini
Peran Tokoh Agama dalam Pelestarian lingkungan dan Perlindungan Hutan Tropis
Ditulis dosen FTIK Instituti Agama Islam Negeri atau IAIN Manado Abdul Muis Daeng Pawero
Saya kurang paham apakah karena pengalaman saya yang tidak banyak, atau membahas isu lingkungan bagi tokoh agama tidak penting karena bukanlah bidang kajian keagamaan atau membahas lingkungan dan kelestarian alam terlalu 'duniawi' dan tidak 'ukhrawi'.
Mustahil para tokoh agama tidak paham bahwa banjir, tanah longsor, erosi tanah adalah dampak dari kerusakan hutan yang disebabkan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, serta sumber penyakit yang disebabkan perilaku membuang sampah sembarangan.
Lebih dari itu, Islam begitu sangat perhatian terhadap kelestarian lingkungan dan kekayaan alam semesta.
Islam telah menetapkan bahwa kekayaan alam merupakan anugerah Sang Khaliq, yang wajib disyukuri dengan sebaik-baiknya, untuk kemaslahatan dan kesejahteraan manusia.
Hal ini dapat dilihat dalam beberapa ayat al-Qur’an yang mememberi isyarat agar manusia mencurahkan perhatian penuh terhadap kelestarian lingkungan.
Beberapa di antaranya adalah:
1) Larangan berbuat kerusakan di bumi (QS. Al-Baqarah ayat 11 dan 12, QS. Al-A’raf ayat 56).
2) Manusia sebagai khalifah di bumi (QS. A-Baqarah ayat 30)
3) Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (QS. Al-Qasas ayat 77).
4) Kerusakan di darat dan di lautan yang disebabkan oleh tangan-tangan manusia (QS. Ar-Rum ayat 41), dan lain sebagainya.
Dalam konteks hutan itu sendiri, kontribusi hutan terhadap kehidupan manusia bahkan semua makhluk di muka bumi tidak diragukan lagi.
Dalam Ecosystem Services from Tropical Forests karya K. Brandon, hutan memainkan peran penting dalam menyerap, membersihkan, dan mendaur ulang air tawar dengan menangkap curah hujan.
Juga berperan mengembalikan kelembaban ke langit, menangkap air di bawah tanah, menghilangkan polutan, mendaur ulang nutrisi, dan mengatur pola cuaca, yang semuanya berkontribusi pada sasaran air bersih dan sanitasi.
Hutan juga mencegah erosi tanah dan mengurangi risiko bencana alam seperti tanah longsor, banjir, serta hutan mangrove yang mengurangi dampak gelombang badai dan gelombang tsunami.
Namun manfaat hutan hanyalah tinggal sejarah jika manusia dengan ketidakpedulian lingkungan yang telah terlanjur menjadi habitus, telah beralih fungsi menjadi pangkalan sampah plastik, botol air mineral, puntung rokok, dan sampah anorganik lainnya yang justru merusak fungsi hutan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.