Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Banjir Manado

Jemaat GPdI Efrat Kairagi Bantu Korban Longsor dan Banjir Manado Sulawesi Utara

Bantuan yang diberikan berupa uang tunai kepada korban banjir yang bermukim di Kelurahan Kairagi Weru, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado, Sulawesi Utara

Dokumen GPdI Efrat Kairagi
Gembala dan Jemaat GPdI Efrat Kairagi menyerahkan bantuan untuk korban longsor dan banjir Manado, Sulawesi Utara, Rabu (1/2/2023) sore. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Gereja Pantekosta di Indonesia atau GPdI Jemaat Efrat Kairagi Manado menyalurkan bantuan untuk korban longsor dan Banjir Manado, Rabu (1/2/2023) sore.

Bantuan yang diberikan berupa uang tunai kepada korban yang bermukim di Kelurahan Kairagi Weru, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado, Sulawesi Utara.

Bantuan diserahkan Pendeta Joel N Pangalila mewakili Gembala dan Jemaat GPdI Efrat Kairagi.

Disaksikan jemaat GPdI Efrat Kairagi antara lain Meitij Warouw, Meiscy Bambang Kalangi, Tety Gimon Nender, Heidy Eugenia, Janne Korompis Langitan, dan beberapa lainnya.

“Bantuan kemanusiaan ini sebagai wujud kepedulian sekaligus untuk meringankan beban para korban,” ujar Meiscy Bambang Kalangi via whatsApp, Rabu (1/2/2023) malam.

Menurut Heidy Eugenia, segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita semua atas seizin Tuhan.

Gembala dan Jemaat GPdI Efrat Kairagi di rumah korban longsor dan banjir di Kelurahan Kairagi Weru, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado, Sulawesi Utara, Rabu (1/2/2023) sore
Gembala dan Jemaat GPdI Efrat Kairagi di rumah korban longsor dan banjir di Kelurahan Kairagi Weru, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado, Sulawesi Utara, Rabu (1/2/2023) sore (Dokumen GPdI Efrat Kairagi)

Tuhan yang berdaulat. Tuhan yang pegang kendali. Karena Dia Tuhan yang empunya kehidupan dan dunia ini.

“Oleh sebab itu kita harus menyadari bahwa hidup ini adalah kesempatan. Kesempatan untuk melayani Tuhan dan melayani sesama,” katanya.

Heidy Eugenia menambahkan, atas nama Gembala dan Jemaat GPdI Efrat Kairagi turut sepenanggungan atas musibah bencana alam yang dialami Keluarga Kalo Mumek.

“Kami juga turut berdukacita atas kepergian dari cucu Keluarga Ibu Vonny Karisoh. Tuhan Yesus sumber sukacita dan penghiburan bagi kita semua,” tambahnya.

Gembala dan jemaat GPdI Efrat Kairagi Manado melihat lokasi pascalongsor dan banjir di Kelurahan Kairagi Weru, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado, Sulawesi Utara, Rabu (1/2/2023) sore.
Gembala dan jemaat GPdI Efrat Kairagi Manado melihat lokasi pascalongsor dan banjir di Kelurahan Kairagi Weru, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado, Sulawesi Utara, Rabu (1/2/2023) sore. (Dokumen GPdI Efrat Kairagi)

Dampak Bencana

Longsor dan banjir Manado terjadi pada Jumat (27/1/2023) siang. Diakibatkan tingginya curah hujan sejak dini hari.

Banjir bandang tersebut menggenangi 34 kelurahan yang berada di 9 kecamatan dari total 11 kecamatan di Kota Manado.

Kesembilan kecamatan terdampak itu yaitu Kecamatan Singkil, Mapanget, Tikala, Tuminting, Wenang, Sario, Bunaken, Paal Dua dan Wanea.

Akibat bencana longsor dan banjir Manado itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mencatat ada 1.110 rumah rusak.

Rumah yang rusak akibat banjir terdiri 420 unit rumah warga rusak berat. Sebanyak 103 unit rusak sedang dan 448 rusak ringan.

Kerusakan juga terjadi pada fasilitas umum seperti pasar, pemakaman warga, gereja, masjid, kantor kelurahan dan tempat pacuan kuda.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved