Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Banjir Manado

Pengungsi Banjir Manado Masih Bertahan, Ruang Kelas Jadi Kamar Tidur dan Masak

Banjir melanda Kota Manado, Sulawesi Utara, tiga pekan lalu. Namun hingga saat ini, sejumlah pengungsi masih bertahan di lokasi pengungsian.

Editor: muhammad irham
TRIBUNMANADO/NIELTON DURADO
Banjir Manado 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Banjir melanda Kota Manado, Sulawesi Utara, tiga pekan lalu. Namun hingga saat ini, sejumlah pengungsi masih bertahan di lokasi pengungsian.

Berdasarkan data yang ada, sebanyak 30 orang yang terdiri dari 12 kepala keluarga (KK) masih bertahan di lokasi pengungsian di SD Negeri 23 dan 56, Kelurahan Dendengan Dalam, Kecamatan Paal II, Senin (8/2/2021).

Mereka menggunakan ruang-ruang kelas sebagai kamar tidur, dapur, sekaligus tempat jemur pakaian.

Sebagian tidur di atas kasur, sebagian lainnya hanya di atas matras.

Angreini Martino (31) mengungsi bersama dua anaknya serta ayah dan ibunya.

Ia belum dapat pulang karena seisi rumahnya masih lembab dan berbau pesing sejak banjir kedua melanda rumahnya pada 22 Januari.

Saat itu, air dari sungai di belakang rumahnya naik sampai sekitar 2 meter. Bekas tembok yang basah dan lembab masih tampak.

”Belum berani pulang, takut anak bayi saya sakit. Orangtua saya juga sudah lanjut usia, takutnya sakit pernapasan karena rumah pengap dan bau. Sekarang juga masih sering hujan, jadi rumah tidak cepat kering,” katanya sambil menimang Ochelya Polandow, putrinya yang baru berusia tiga bulan.

Hampir tak satu pun barang dapat Angreini selamatkan ketika banjir menerjang. Anak laki-lakinya yang berusia 11 tahun, misalnya, kehilangan buku-buku sekolah beserta tugas-tugasnya.

Bahan makanan dan pakaian pun tak sempat terselamatkan. Namun, ia sudah mendapatkan bantuan bahan-bahan pokok, termasuk popok bayi, dari berbagai pihak.

Eke Budiman (32), pengungsi lain, mengatakan, warga telah memiliki cukup bahan makanan, seperti beras, mi instan, hingga pisang goroho.

Namun, mereka membutuhkan lebih banyak kasur busa selagi masih mengungsi.

”Punggung saya sakit lama-lama tidur di atas lantai. Masalahnya, kasur dan barang-barang lainnya sudah rusak atau hanyut,” katanya.

Cica Budiman (20), yang juga mengungsi di SDN 56, telah meminta kasur kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manado.

Meski hanya 12 keluarga yang mengungsi, permintaan bantuan diajukan untuk 26 keluarga yang awalnya mengungsi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved