Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sulawesi Utara

Potret Tambatan Perahu di Manado Sulawesi Utara Saat Air Laut Surut, Banyak Sampah Menumpuk

Muara Sungai Bahu, Malalayang Manado jadi tempat tambatan perahu serta sampah di sekitarnya

Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
nielton durado/tribun manado
Warga yang mandi di pantai penuh sampah. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sampah masih menjadi masalah di Manado, Sulawesi Utara.

Tapi memang sebenarnya masih menjadi masalah di hampir seluruh wilayah Sulawesi Utara.

Ada saja warga yang memilih membuang sampah di sungai.

Baca juga: 3 Kejadian yang Baru Terjadi di Sulut: Tersangka Korupsi, Pemungutan Suara hingga Ada Sungai Sampah


Muara Sungai Bahu, Malalayang Manado jadi tempat tambatan perahu serta sampah di sekitarnya.(fernando lumowa/tribun manado)

Akibatnya sungai hingga ke muara banyak sampah, akibatnya hingga ke pantai juga banyak sampah berhamburan.

Beberapa waktu lalu juga ditemukan warga mandi di pantai yang penuh sampah.

Apalagi saat air laut surut, banyak sampah yang tertinggal.

Semua tempat tak akan bebas dari sampah, jika warga terus buang sampah sembarangan.

Baca juga: BREAKING NEWS Muara Sungai di Manado Bak TPA Mini, Penuh Sampah Kiriman dari Permukiman

Muara Sungai Bahu, Malalayang Manado jadi tempat tambatan perahu serta sampah di sekitarnya
Muara Sungai Bahu, Malalayang Manado jadi tempat tambatan perahu serta sampah di sekitarnya (fernando lumowa/tribun manado)

Sampah masih jadi persoalan di Kota Manado Sulawesi Utara.

Sampah kerap ditemukan sampah berserakan di jalan-jalan, saluran air dan ruang terbuka.

Muara sungai dan pantai juga kerap jadi sasaran sampah yang dibuang sembarang.

Seperti di muara Sungai Bahu, Malalayang. Tempat itu jadi lokasi tambatan puluhan perahu nelayan.

Baca juga: Tak Punya Pilihan, Warga Manado Sulawesi Utara Mandi di Pantai Penuh Sampah

Sampah lebih banyak dari perahu yang sandar.

Pantauan Tribunmanado.co.id, Selasa (24/01/2023) siang, bermacam-macam sampah ada di muara.

Muara Sungai Bahu, Malalayang Manado jadi tempat tambatan perahu serta sampah di sekitarnya
Dari sampah plastik seperti kemasan air mineral, minuman kemasan, mantel hujan, hingga tas kresek.

Sampah kayu berbagai ukuran, botol kaca, karung hingga baliho bekas. Banyak macam pokoknya.

Pengakuan warga, sampah itu bukan dibuang warga sekitar.

Chales, warga yang tinggal di sekitar muara Sungai Bahu mengatakan, area itu kadang tak ubahnya TPA mini.

"Hanyut dibawa arus sungai, masuk ke laut," kata Cale, sapaannya.

Katanya, sampah jadi banyak ketika hujan dan sungai meluap. "Ketika air laut naik, sampah ta sangko (nyangkut) di sini," katanya.

Melki, nelayan Bahu mengatakan, sampah di muara tak pernah habis.

"Kalau hujan besar, penuh sampah di laut," katanya.

"Kalu guhi (air sungai meluap) sampah anyor ka lao. Pas aer nae, dia bale ka mulu kuala sini," katanya.

Mereka bilang, ada petugas dari Dinas Lingkungan Hidup Manado yang datang mengangkat sampah.

"Tapi tidak rutin. Lebih banyak torang bakar," kata Charles lagi.(ndo)

Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved