Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Ratusan Siswi di Sumedang Jawa Barat Hamil Duluan, Ajukan Dispensasi Nikah Agar Tetap Lanjut Sekolah

Ratusan siswi di daerah Sumedang, Jawa Barat, hamil duluan. Pemda terima pengajuan dispensasi menikah agar tetap sekolah setelah melahirkan.

Editor: Frandi Piring
Handout
Ilustrasi siswi SMA. Ratusan Siswi di Sumedang Jawa Barat Hamil Duluan, Ajukan Dispensasi Nikah Agar Tetap Lanjut Sekolah 

DPPKB berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan terkait, bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk pemenuhan hak anak tersebut dalam hal pendidikannya.

Karena dalam UUD baik anak sebagai pelaku atau korban tetap harus mendapat perlindungan.

Upaya ini dibangun dengan program yang menyiapkan sekolah ramah anak.

Dengan begitu anak yang menikah di bawah umur dan kondisinya sudah hamil dapat melanjutkan sekolah setelah melahirkan.

“Kalau kondisinya sudah hamil, Dinas Pendidikan atau sekolah bukan mengeluarkan anak tersebut melainkan dikasih keterangan pindah, jadi bukan diberhentikan.

Sehingga nanti setelah melahirkan boleh daftar kembali ke sekolah tersebut,” jelas Eki Riswandiyah saat tanya jawab dengan Aditya.

Terdapat beberapa sekolah khusus yang menampung anak kurang mampu atau anak yang dispensasi nikah secara gratis.

Antara lain yakni di Sekolah Menengah kejuruan (SMK) terkait dengan Sumber Daya Kemanusiaan dan Kesehatan (SDMK).

DPPKB Sumedang akan melobi setiap anak yang menikah dini agar tetap dapat melanjutkan sekolah. Sehingga hak pendidikan anak tetap terpenuhi dengan 12 tahun sekolah.

Baca juga: Siswi SMA Negeri 4 Manado Dikeluarkan dari Kelas karena Tunggak Uang Komite, Kepsek Ogah Diwawancara

Seluruh sekolah di Sumedang sudah mendorong untuk terwujudnya sekolah ramah anak. Di sekolah ramah anak ini berdasarkan UUD perlindungan anak,

tidak boleh lagi ada sekolah yang mengeluarkan murid yang bermasalah atau menikah dini.

Setelah ditelusuri faktor tingginya angka pernikahan dini diantara lain karena faktor ekonomi, pergaulan bebas dan kurangnya pantauan dari keluarga khususnya ibu.

Menurut Eki Riswandiyah dari data tahun 2021, wilayah yang memiliki tingkat pernikahan paling tinggi adalah Kecamatan Jati Nunggal.

Oleh karena itu DPPKB Sumedang melakukan gerakan pencegahan di hulu, dengan mencari elemen yang harus dikuatkan, yakni yang pertama adalah sosok ibu dan yang kedua anak itu sendiri.

Untuk menguatkan dan meningkatkan kualitas ibu, DPPKB Sumedang mengadopsi program provinsi Jawa Barat, melalui program sekoper cinta.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved