Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sangihe Sulawesi Utara

Angka Stunting di Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara Sejak 3 Tahun Terakhir Menurun

Dalam tiga tahun terakhir, angka kasus stunting di Kepulauan Sangihe menurun. Pemerintah desa bahkan diminta mengalokasikan dana khusus.

Penulis: Nelty Manamuri | Editor: Isvara Savitri
Nelty/Tribun Manado
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Kepulauan Sangihe Jopy Thungari. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, SANGIHE – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Sangihe berhasil menurunkan angka stunting pada tahun 2022 lalu.

Dari data yang diperoleh, angka stunting di Sangihe, Sulawesi Utara, tiga tahun terakhir mengalami penurunan.

Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) di tahun 2019 angka stunting di Sangihe 17,71 persen.

Tahun 2020 turun 4,4 persen menjadi 13,31 persen.

Lalu di tahun 2021 turun lagi sebanyak 5,01 persen menjadi 8,3 persen.

Kemudian tahun 2022 angka stunting di Sangihe menjadi 4,27 persen atau turun 4,03 persen dari tahun 2021.

Baca juga: Harga Ikan di Pasar Bersehati Manado Sulawesi Utara Melambung, Nelayan Tak Melaut Angin Kencang

Baca juga: HUT ke-50 PDIP, DPD Sulawesi Utara Utus 168 Personel Satgas Tugas di Acara Puncak

Sesuai data E-PPGBM yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Sangihe, hasil pengukuran stunting di 17 puskesmas di Sangihe, pada bulan Februari 2022 total ada 308 kasus.

Selanjutnya pengukuran di Agustus 2022 turun menjadi 278 kasus dengan persentase 4,27 persen.

Penjabat Bupati Sangihe, Rinny Tamuntuan, mengungkapkan, sangat bersyukur ada penurunan kasus stunting.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Kepulauan Sangihe Jopy Thungari.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Kepulauan Sangihe Jopy Thungari. (Nelty/Tribun Manado)

Namun, dirinya tetap meminta perhatian dan keterlibatan bersama semua pihak, termasuk dari dokter spesialis mulai dari kehamilan sampai pada kelahiran anak.

Masukan untuk asupan gizi dari tenaga gizi dan juga psikologi itu sangat penting perannya dalam percepatan pencegahan dan penurunan angka stunting di Sangihe.

“Kerjasama pemerintah kabupaten, kecamatan, sampai di tingkat kampung, kelurahan serta puskesmas sangat dibutuhkan. Agar target penurunan stunting hingga 14 persen di tahun 2024 dari pemerintah pusat dapat tercapai,” ucap Rinny Tamuntuan, Minggu (8/1/2022).

Baca juga: Sosok Andrei Angow Bandahara PDI Perjuangan Sulawesi Utara, Lulusan Luar Negeri

Baca juga: Gempa Terkini Sore Ini Senin 9 Januari 2023, Baru Saja Guncang Laut, Info BMKG Magnitudonya

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Daerah (PPKBD) Sangihe, dr Jopy Thungari, selaku Ketua Tim Audit Kasus Stunting Sangihe menjelaskan, dalam setahun tim mengukur sebanyak dua kali, yakni di bulan Februari dan Agustus 2022.

“Jadi setiap kali pengukuran di wilayah 17 puskesmas telah terjadi penurunan angka kasus stunting di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Dan saat ini masih dilakukan rembuk stunting di kecamatan untuk menggalang komitmen dari seluruh stakeholder agar peduli serta mencari faktor yang menjadi penyebab sampai timbulnya stunting di wilayah tersebut,” jelas Jopy Thungari.

Dan juga untuk mendukung percepatan pencegahan dan penanganan stunting kampung, Jopy Thungari juga meminta para kapitalaung (kepala kampung) agar mengalokasikan lewat dana desa untuk membantu penanggulangan stunting.

Kasus stunting di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada tahun 2020 turun.
Ilustrasi anak stunting.

“Misalnya dalam pemberian makanan tambahan ataupun memperhatikan pekerjaan dari kader-kader tim pendamping keluarga, supaya bisa teratasi semuanya,” ujar Thungari.(*)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved