Manado Sulawesi Utara
Jejak Kungfu Shaolin di Kampung Lililoyor Manado Sulawesi Utara
Kampung Lililoyor menyimpan banyak tradisi Tionghoa. Kungfu shaolin dan barongsai tumbuh subur di kampung tersebut.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Isvara Savitri
Dikatakannya, murid yang menimba ilmu kungfu di sana sangat banyak.
Bukan hanya sebatas Lililoyor, tapi juga warga di luar.
"Ada yang memang berlatih keras, namun ada pula yang latihan hanya ayal-ayalan saja," katanya.
Eki Tengker, pelatih barongsai Perguruan Fa Lung di Lililoyor mengatakan, tradisi kuntao dan barongsai di Manado bermula di Lililoyor.
"Dulu ada seorang pria tua yang mengajarkan pada kami barongsai dan kuntao," kata dia.
Belajar kuntao sungguh berat.
Awalnya mereka dilatih kuda-kuda.
"Kuda-kuda adalah dasar. Segala kembangan ilmu tak ada gunanya jika kuda-kuda lemah," kata dia.
Latihan kuda-kuda yang dimaksud adalah dengan membengkokkan lutut dengan durasi setengah hingga sejam.
Setelah itu kuda-kuda itu dinaiki oleh orang untuk diuji kekuatannya.
Baca juga: Makna Hari Sumpah Pemuda Bagi Cewek Manado Agnes Karundeng
Baca juga: Hujan di Sulawesi Utara Dominan Terjadi pada Sore dan Malam Hari, Ini Penjelasan BMKG
Latihan selanjutnya lebih keras lagi.
"Yakni menusukkan jari ke pasir panas, ini agar jari sekeras baja," kata dia.
Dari kuntao ia beralih ke barongsai.
Dasar kuntao memudahkannya belajar barongsai.
"Belajar barongsai juga harus belajar kuda-kuda lebih dahulu," katanya.
Eki mengatakan, barongsai di Lililoyor sejak dulu mengusung pluralisme.
Para pemainnya tak hanya didominasi keturunan Cina.
"Paling banyak justru orang Minahasa dan suku lainnya, ini sudah menyatu dengan kehidupan warga Manado," katanya.(*)