OPINI
OPINI - MAHAPRALAYA, Polri dan Eksistensinya
MAHAPRALAYA, malapetaka hebat yang membuat pulau jawa porak poranda. Bencana maha dahsyat ini
Oleh:
Irjen Pol Dr Eko Budi Sampurno M.Si
Wakalemdiklat Polri
MAHAPRALAYA, malapetaka hebat yang membuat pulau jawa porak
poranda. Bencana maha dahsyat ini dipercaya terjadi pada tahun 1006.
Melansir laman Twitter @kisahtanahjawa mengatakan, bahwa pada masa
itu terjadi bencana alam hebat yang membuat Jawa Tengah porak poranda.
Peristiwa yang terjadi ketika itu adalah gempa bumi disusul dengan
tsunami dahsyat, serta letusan Gunung Merapi yang membuat Pulau Jawa
porak poranda dalam satu kali libasan saja.
Runtuhnya tanah Jawa dimasa lalu, diakibatkan karena
masyarakatnya sudah tak lagi mengindahkan Kaweruh Budi yang
merupakan ajaran untuk mengutamakan Budi Pekerti Luhur.
Kondisi tersebut mengakibatkan masyarakat Pulau Jawa kehilangan arah,
kerusakan moral terjadi dimana-mana sehingga membuat bumi tanah
Jawa menggeliat diikuti bencana alam yang susul menyusul
seperti gempa, banjir bandang, tsunami, serta gunung meletus dengan
banyak korban jiwa berjatuhan.
Hal yang menimpa Pulau Jawa dimasa lalu, seperti yang dialami
Institusi Polri saat ini dimana tingkat kepercayaan masyarakat turun drastis
hingga titik nadir, bila kita amati media sosial beragam komentar yang
muncul tentang polisi jumlahnya semakin banyak yang negatif, Damn if you
do and Damn if you don’t.
Ketika pemberitaan tentang Polri memenuhi seluruh kanal berita akhir-akhir ini, selaku anggota Polri, kita tidak perlu marah, dendam, benci apalagi terus berkecil hati, yang terbaik adalah instrospeksi diri, secara jujur melihat
perilaku dan tutur selama ini, tingkatkan yang sudah baik dan perbaiki yang perlu diperbaiki.
Faktor utama untuk memperbaiki situasi Polri saat ini adalah
Soliditas dan Integritas.
Menurut Vamik D Volkan (Group Tent Theory/Teori Tenda Kelompok)
dalam bukunya Bloodlines dan Kill In The Name Of Identity menjelaskan
bahwa sebuah kelompok disebut sebagai kelompok bila memiliki identitas
sama berupa aturan, seragam, norma, dan nilai yang sama.
Kelompok tersebut harus berusaha untuk survive, karena bila tidak kelompok tersebut
akan menghadapi ancaman terhadap eksistensinya (exixtencial threat).
Untuk melindungi anggota kelompoknya maka harus dibuat sebuah tenda.
Setiap orang dalam kelompok tersebut, harus menopang berdiri-tegaknya
tenda.
Satu orang saja tidak menopang atau bahkan ikut serta mencabut
pasak tenda akan menjadi beban dan bahkan dapat merobohkan tenda.
Bila Polri diibaratkan sebagai sebuah tenda maka setiap anggota Polri wajib
mendukung dan menjaga Eksistensi Polri dengan mengimplementasikan
nilai-nilai Tribrata dan Catur Prasetya dengan ikhlas tanpa lelah, teruslah
bersyukur hingga kita lupa rasanya mengeluh.
Selanjutnya, Polri yang memiliki misi sebagaimana amanah undang
undang nomor 2 tahun 2002, tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
untuk melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat dalam rangka
Harkamtibmas dan Penegakan Hukum wajib meletakkan Integritas sebagai
syarat utama dalam mengelola sumber daya manusianya dengan
menempatkan personilnya karena Kapasitas - Kapabilitasnya dan tidak
menempatkan karena masalah perilakunya, Hire on expertise, fire on
attitude.
Integritas adalah konsep yang berkaitan dengan konsistensi dalam
tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran, prinsip-prinsip,
ekspektasi, dan berbagai hal yang dihasilkan.
Integritas menjadi elemen penting yang harus ada pada seorang anggota polisi. Elemen ini akan
membantu untuk memunculkan potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran, serta mempertahankan prinsip tidak mau berbuat yang tidak baik.
Integritas diri juga telah menjadi bagian tidak terpisahkan pada masyarakat negara maju. Hal ini menjadi faktor
pembeda yang signifikan antara negara maju dan negara berkembang.
Bahkan, di Jepang semangat Integritas telah hadir ditengah penduduknya
dalam bentuk Bushido atau integritas ala Samurai.
Untuk menjadi pribadi yang berintegritas seseorang perlu untuk
melakukan beberapa hal. Pertama, I walk the talk, atau menjalankan apa
yang dikatakan. Kedua, I do the right thing, atau melakukan hal yang benar
meskipun tidak ada orang yang mengawasi.
Selanjutnya, I speak the truth, atau berbicara dan mengatakan kebenaran. Terakhir, I protect community,
atau tidak membiarkan ada orang yang turun standar integritas atau bahkan
membahayakan komunitas/masyarakat.
Dalam upaya menjaga soliditas dan integritas dalam kehidupan dan
perkerjaan adalah hal yang Tidak Mudah.
Namun demikian, Tidak Mudah bukan berarti tidak bisa, selama kita meyakini Allah SWT itu Baik dan
Sangat baik semua kesulitan akan menjadi mudah karenannya, apalagi bila
kita dikelilingi oleh orang-orang baik seperti pepatah mengatakan Birds with
the same feater flocking together, burung dengan warna bulu yang sama
bertengger pada dahan yang sama….. Alhamdulillah.