Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nasional

Gara-gara The Fed dan Ukraina, Rupiah Berpeluang Anjlok ke Rp 15 Ribu per Dolar AS

The Fed masih akan terus menaikkan suku bunga untuk mengatasi inflasi di Amerika Serikat. Ditambah, perang Ukraina tak kunjung selesai.

Editor: Isvara Savitri
KONTAN
Ilustrasi dolar dan rupiah. Rupiah berpotensi anjlok disebabkan The Fed dan perang di Ukraina. 

Melemahnya dolar AS telah memicu aksi jual pada mata uang tersebut, hingga membawa safe-haven pada harga logam.

Reuters mencatat harga emas di pasar spot dalam 24 jam terakhir naik 0,9 persen hingga menyentuh harga 1.849,21 per ons troi.

Sementara harga emas berjangka AS melonjak sekitar 1,7 persen menuju 1.849,90.

"Karena reli dolar telah mencapai puncaknya dan investor sekarang mencari tempat yang aman, perdagangan emas terlihat cukup menarik," jelas Edward Moya analis senior OANDA, perusahaan finansial asal AS.

Secara historis, pergerakan harga emas sangat dipengaruhi oleh volatilitas dolar. Ketika kurs dolar turun maka harga emas naik, begitupun sebaliknya.

Baca juga: Fabio Quartararo Raja Baru Sirkuit Sachsenring Pengganti Marc Marquez di MotoGP Jerman

Baca juga: Ridwan Kamil Diusulkan PAN Jadi Bakal Calon Presiden 2024, Disaingi Anies Baswedan

Hal inilah yang membuat emas menjadi salah satu instrumen investasi paling aman, lantaran harganya stabil dan cenderung naik.

Berbeda dengan aset investasi lainnya seperti obligasi dan saham yang sangat sensitif akan pergerakan kurs.

Adanya inflasi serta ketidakpastian ekonomi di pasar global, hingga membuat investor melakukan aksi jual tajam pada bursa Wall Street disinyalir juga menjadi faktor pendukung atas meningkat harga emas di pasar spot.

Namun apabila kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunga dapat memerangi inflasi dan mengembalikan penguatan pada dolar AS maka nilai jual emas akan kembali melemah.

“Iming-iming safe-haven emas bisa memudar, jika Federal Reserve berhasil memerangi inflasi tanpa mendorong Amerika Serikat ke dalam resesi” kata Carsten Menke, kepala Penelitian di perbankan Swiss, Julius Baer.

ILUSTRASI.
ILUSTRASI. (Dok Antam)

Kenaikan harga logam imbas kebijakan The Fed tak hanya terjadi pada emas saja.

Hal ini juga berlaku pada beberapa produk logam lainnya seperti perak yang naik 1,2 menjadi 21,90 dolar AS per ounce pada perdagangan spot, kemudian ada platinum yang menguat sebanyak 1,3 persen menjadi 951,52 dolar AS, dan disusul oleh palladium yang terkerek naik 1,4 persen menjadi 1,887,50 dolar AS.

Investor Asing Masih Borong Saham di BEI

Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed telah menaikkan tingkat suku bunga sebanyak 75 basis poin (bps) menjadi 1,5 persen hingga 1,75 persen dan menjadi kenaikkan tertinggi sejak 1994. 

Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira berpendapat tren suku bunga tinggi di AS belum berdampak pada pasar saham di Indonesia.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved