Nasional
Gara-gara The Fed dan Ukraina, Rupiah Berpeluang Anjlok ke Rp 15 Ribu per Dolar AS
The Fed masih akan terus menaikkan suku bunga untuk mengatasi inflasi di Amerika Serikat. Ditambah, perang Ukraina tak kunjung selesai.
Investor asing masih mencatatkan beli bersih Rp 70,58 triliun sampai akhir pekan lalu. "Investor (asing) masih melakukan pembelian bersih saham di Indonesia," ujarnya melalui pesan suara kepada Tribunnews.com, Jumat (17/6/2022).
Bhima mengungkapkan ada beberapa alasan investor asing masih belanja di pasar saham tanah air, pertama yakni sudah melakukan price-in, atau bisa menebak bahwa inflasi Amerika tinggi akan disusul oleh kenaikan tingkat suku bunga dari The Fed.
"Kedua, sebenarnya kenapa masih cukup positif, ya karena dibanding 2013 pada saat terjadinya taper tantrum, saat ini situasi current account defisit di Indonesia jauh lebih baik," katanya.
Baca juga: 3 Shio ini Diberkahi Banyak Berkat, Mereka Mudah Dapatkan Pundi-pundi Kekayaan, Shio Babi Bakal Jaya
Baca juga: Informasi Promo Indomaret Hari Ini 20 Juni 2022, Tebus Murah Minyak Goreng, Belanja Susu Hemat
Selain itu, neraca perdagangan dalam posisi surplus, dan cadangan devisa masih bisa untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah.
Kendati demikian, menurutnya dalam beberapa pekan ke depan ini, yang masih ditunggu-tunggu adalah respon dari bank sentral di negara lainnya.
"Di Kanada, kemudian di Inggris. Bagaimana melihat tren kenaikan suku bunga Amerika ini, apa akan menyusul," pungkas Bhima.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul The Fed Dinilai Masih Bakal Agresif, Analis Sebut Rupiah Berpeluang ke Rp 15.000 per Dolar AS.