Berita Sulut
Eksportir Ikan Sebut Tarif Tol Manado Bitung Mahal
Padahal, setiap sopir truk yang mendistribusikan barang, memiliki jatah uang jalan yang lebih baik dihemat.
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Rizali Posumah
Lalu di Kauditan, karena sudah ada tol, jalannya dibuat menjadi dua jalur jadi lebih nggak macet lagi," ucap Budi.
Budi sendiri yang setiap minggu bisa mendistribusikan dagangannya 3-4 kali, jika jumlah barangnya besar menggunakan jasa truk sebagai pihak ketiga.
Ia hanya membayar biaya jasa dan tidak mewajibkan sopir truk melalui tol.
"Yang penting barangnya sampai ke bandara. Kecuali kalau waktunya mepet, memang saya mengharuskan lewat tol," lanjut Budi.
Jika mendistribusikan dalam waktu yang mepet, pengusaha pun tidak enggan mengeluarkan biaya lebih untuk melewati tol.
Di sisi lain, jika mendistribusikan barang dalam jumlah kecil dan menggunakan kendaraan pribadi atau perusahaan, Budi lebih memilih melalui tol karena lebih cepat.
"Kalau saya pribadi ke kantor memilih lewat tol karena lebih cepet, biasa memakan waktu 45 menit, lewat tol menjadi 25 menit," tutur Budi.
Budi juga menganggap bagi masyarakat yang memiliki kegiatan usaha, tarif tol tidak menjadi masalah.
Namun bagi masyarakat biasa, tentu mereka akan lebih berpikir jika hendak lewat tol.
"Kalau tarif tolnya diturunkan, pasti akan lebih ramai," pungkas Budi.
Adanya tol juga dianggap penting bagi Budi untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas yang bisa terjadi di kemudian hari.
"Wajib dibikin dari sekarang. Kalau dibikin nanti pas sudah macet, terlambat," tandas Budi. (*)
• PT Kimong Selangkah Lagi Beroperasi di Kabupaten Bolmong
• Tol Manado Bitung Sepi Meski Sudah Beroperasi Sejak 2020
• Nama-nama Korban Kecelakaan Bus vs Kereta Api, 5 Orang Meninggal Dunia, 13 Luka-Luka