Nasional
Kisah Gus Dur Bebaskan Etnis Tionghoa Rayakan Imlek, Dianggap Nabi dan 'Bapak Tionghoa Indonesia'
Kisah Gus Dur yang berandil cukup besar membuat etnis Tionghoa dapat merayakan Imlek secara bebas.
"Dengan ini penyelenggaraan kegiatan keagamaan, kepercayaan, dan adat istiadat China dilaksanakan tanpa memerlukan izin khusus sebagaimana berlangsung selama ini," demikian bunyi penggalan Keppres 6/2000, seperti dikutip dari laman jdih.setkab.go.id, Selasa (1/2/2022).
(Foto: Perayaan Imlek yang dihadiri Bapak Presiden Jokowi tahun 2020 lalu. (Instagram @jokowi)
Tegaskan etnis Tionghoa orang Indonesia
Gus Dur menegaskan, etnis Tionghoa merupakan bagian dari bangsa Indonesia sehingga harus mendapatkan hak-hak yang setara, termasuk dalam menjalankan ibadah keagamaan.
"Mereka adalah orang Indonesia, tidak boleh dikucilkan hanya diberi satu tempat saja.
Kalau ada yang mencerca mereka tidak aktif di masyarakat, itu karena tidak diberi kesempatan," ucap Gus Dur, dikutip dari harian Kompas yang terbit pada 11 Maret 2004.
Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu pun berharap semua elemen bangsa memberikan kesempatan kepada masyarakat Tionghoa dalam kehidupan bermasyarakat.
"Cara terbaik, bangsa kita harus membuka semua pintu kehidupan bagi bangsa Tionghoa sehingga mereka bisa dituntut sepenuhnya menjadi bangsa Indonesia," tegasnya.
Berkat pemikiran pendirinya tersebut, Partai Kebangkitan Indonesia (PKB) selalu menggelar perayaan Tahun Baru Imlek.
"Bagi PKB, Imlek adalah juga peringatan untuk selalu mewujudkan persamaan keadilan dan sekali lagi menolak diskriminasi," ungkap politikus PKB yang kini menjadi Menaker, Ida Fauziyah dalam perayaan Imlek tahun 2000, seperti dilansir Kompas.com.
"Inilah yang menjadi landasan bagi PKB yang menjadi parpol yang tidak pernah absen untuk menyambut Imlek. Itu juga cara kami mengenang Gus Dur," sambungnya.
Dinobatkan jadi Bapak Tionghoa
Gus Dur kemudian dinobatkan sebagai " Bapak Tionghoa Indonesia " berkat kebijakan dan pemikiran terbukanya yang membela hak-hak masyarakat Tionghoa.
Pemberian gelar diselenggarakan di Kelenteng Tay Kek Sie pada 10 Maret 2004.