Kesultanan Pontianak
Mengenal Lebih Dekat Kesultanan Pontianak yang Kini Dipimpin Syarif Mahmud Melvin Alkadrie
Lantas seperti apa sejarah Kesultanan Pontianak yang kini merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)?
TRIBUNMANADO.CO.ID - Mengenal Lebih Dekat Kesultanan Pontianak yang Kini Dipimpin Syarif Mahmud Melvin Alkadrie
Ratu Kesultanan Pontianak Nina Widiastuti menjadi perbincangan publik.
Ratu Kesultanan Pontianak Nina Widiastuti belum lama ini heboh karena diusir dari Istana Keratom Kadariah.
Nina Widiastuti sendri merupakan istri pertama dari Sultan Pontianak Syarif Mahmud Melvin Alkadrie.
Istri pertama diseret ke luar dari istana. Sedangkan istri siri yang bernama Tanaya Ahmad dijadikan ratu di Istana Keraton Kadariah.
Tak hanya itu, dalam peristiwa tersbeut istri pertama bernama Nina Widiastuti diduga dianiaya hingga memar.
Kisruh terjadi di Istana Keraton Kadariah, Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) pada Minggu pagi (31/10/2021).
Kejadian tersebut pun viral di sosial media.
Lantas seperti apa sejarah Kesultanan Pontianak yang kini merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)?
Kesultanan Pontianak memiliki sejarah yang sangat panjang hingga akhirnya menjadi bagian dari NKRI.
Kesultanan Melayu yang didirikan tahun 1771 oleh Sultan Syarif Abdurahman Al-Qadri itu banyak berjuang melawan penjajah di era kemerdekaan serta menyebarkan agama Islam di Kalimantan.
Kerajaan di Pontianak berawal saat Syarif Abdurahman Al-Qadri menjejakkan kakinya di tepian pertemuan Sungai Kapuas Kecil, Sungai Kapuas, dan Sungai Landak. Saat itu, ia masih berusia 32 tahun.
Sultan Syarif merupakan putra dari Al Habib Husin Al-Qadri, seorang penyebar ajaran Islam yang berasal dari Arab. Ibunda Sultan Syarif adalah seorang putra Kerajaan Matan, dan istrinya adalah putri Kerajaan Mempawah.
Saat itu, Sultan Syarif membuka hutan dan menjadikannya sebagai permukiman.
Oleh karenanya, ia dikenal sebagai pendiri Kota Pontianak. Berkat kepemimpinannya, Pontianak tumbuh jadi kota perdagangan dan pelabuhan.