Calon Panglima TNI
Alasan Gatot Nurmantyo Dukung Jenderal Andika Perkasa Jadi Calon Panglima TNI Pilihan Jokowi
Muncul dukungan dari berbagai pihak termasuk mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyambut baik pilihan Jokowi
TRIBUNMANADO.CO.ID - Presiden Joko Widodo mengajukan nama Jenderal Andika Perkasa menjadi calon Panglima TNI ke DPR
Jenderal Andika Perkasa menjadi calon tunggal Panglima TNI.
Muncul dukungan dari berbagai pihak termasuk mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo
Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyambut baik pilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurutnya, sosok Jenderal Andika Perkasa sangat tepat untuk dijadikan calon Panglima TNI.
"Saya menyambut baik pilihan Bapak Presiden untuk memilih Kasat Jenderal TNI Andika Perkasa menjadi Panglima TNI."
"Ditinjau dari segi kompetensi, profesionalisme, dan regenerasi TNI sangat tepat," kata Gatot, dikutip dari tayangan Youtube tvOne, Kamis (11/4/2021).
"Sedangkan pertimbangan lain tentu sepenuhnya menjadi prerogatif presiden," tambahnya.
Gatot menyebut, akan ada banyak tantangan yang harus dilalui dalam masa kepemimpinan Jenderal Andika Perkasa selama satu tahun kedepan.
Satu di antaranya adalah persoalan terkait KKB di Papua.
Gatot Nurmantyo saat ditemui di salah satu Masjid di Surabaya, Senin (28/9/2020). (surabaya.tribunnews.com/yusron naufal putra)
"Kurang lebih beliau satu tahun kedepan, waktu yang relatif singkat Pak Andika dihadapkan dari berbagai tantangan yang tidak ringan."
"Terkait dengan dinamika lingkungan strategis, khususnya dengan dinamika yang ada di dalam negeri kita seperti masalah Papua," ungkap Gatot.
Selain persoalan Papua, Gatot juga menyoroti pembangunan basic militer di pulau terluar Indonesia yang belum terselesaikan.
"Kemudian juga masalah belum tuntasnya pembangunan basic-basic militer."
"Pulau terluar yang pernah saya sampaikan yaitu Natuna, lebih fokus lagi, kemudian tentang Blok Masela, ini merupakan fokus yang bisa ditunggu dalam satu tahun," ujarnya.
Gatot menambahkan, dari semua tantangan yang akan dihadapi, persoalan tentang Papua menjadi yang terberat.