Penanganan Covid
Kisah Penyintas Covid 19 di Manado, Mengaku Sempat Rasakan Batuk Sampai di Paru-paru
Covid 19 itu ada. Bukan konspirasi. Jangan anggap remeh dan jangan lengah. Karena dia ada di sekitar anda.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Covid 19 itu ada. Bukan konspirasi. Jangan anggap remeh dan jangan lengah. Karena dia ada di sekitar anda.
Itulah pesan dari para penyintas Covid 19 kepada Tribun Manado.
"Kebanyakan orang pandang enteng dengan Covid 19. Karena belum pernah merasakan deritanya. Saya sarankan orang yang tidak percaya covid, coba rasakan.
Gejala ringan saja. Gimana rasanya batuk sampai berasa sakit di paru paru dan tiba tiba berasa sesak nafas," kata Fadly salah satu penyintas Covid 19 kepada Tribun Manado Rabu (28/7/2021) via WA.
Fadly yang berprofesi sebagai wartawan ini awalnya merasakan demam. Disusul hilangnya penciuman.
"Saya sempat dua kali demam, pertama setelah liputan penyekatan di perbatasan dan acara live di Pemkot Manado.
Saat Idul Fitri penciuman saya sudah hilang," kata dia. Menjalani isolasi di rumah, ia kemudian melakukan tes antigen. Positif. Lantas dikarantina di Bapelkes.
"Di sana saya rasa batuk. Batuk yang menyiksa. Sakitnya sampai di paru-paru. Dan itu terjadi hampir tiap beberapa menit," katanya.
Setelah itu menyusul rasa lemas yang tak terkira. Masih ditambah dengan sesak nafas. Dari perawat dia diberi obat antivirus, paracetamol dan vitamin.
"Saya diminta minum obat tepat waktu, makan teratur dan rajin berjemur," katanya. Selama perawatan, Fadly coba untuk tidak stress. Ia banyak menonton video humor.
"Saya juga tidak baca informasi tentang Covid 19. Ini penting. Jangan sampai stres. Karena akan turunkan imun," katanya.
Berhasil Sebuh dari Covid-19
Seperti yang dialami Billy Koagouw.
Pemuda ini sembuh dari Covid-19 lewat doa dan penyerahan diri pada Tuhan.
Dalam sakratul maut, ia tak berhenti berdoa dan mengangkat pujian.