Penanganan Covid
Kisah Penyintas Covid 19 di Manado, Mengaku Sempat Rasakan Batuk Sampai di Paru-paru
Covid 19 itu ada. Bukan konspirasi. Jangan anggap remeh dan jangan lengah. Karena dia ada di sekitar anda.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Chintya Rantung
Kondisi kesehatannya memburuk pada hari ketiga.
Ia harus menggunakan infus dan alat bantu pernapasan.
Tiga pekan lamanya ia dalam keadaan tersiksa.
"Selama hampir tiga minggu saya merasakan sakit yang begitu luar biasa, sesak nafas, panas 38⁰C dan muntah - muntah.
Tubuh saya tidak mampu menahan kerasnya obat, hampir seluruh tubuh saya timbul bintik merah, rasanya gatal dan panas," kata dia.
Keadaan tersebut tak membuatnya menyerah.
Semangat hidupnya terus membara.
Ia meminta pertolongan pada sang pemberi hidup.
"Saya selalu mengangkat pujian penyembahan dan terus berdoa meminta agar hati dan pikiran saya tenang dan ada damai," kata dia.
Tuhan buka jalan dan kisah selanjutnya bagai happy ending sebuah film.
Singkat cerita, ia dipindahkan ke kamar lain. Di sana ada seorang pendeta.
"Saya diajak mengikuti ibadah paskah live streaming perjamuan kudus dan selesai ibadah pendeta tersebut menumpangkan tangannya di atas kepala mendoakan saya.
Saya bersyukur boleh sekamar dgn pdt yang selalu menguatkan iman saya. 1 kalimat yg luar biasa selalu harus memperkatakan
"Saya sembuh, trima kasih Tuhan," kata dia.
Mujizat Tuhan mewarnai hari - hari selanjutnya.