Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Manado

2 Jam Bersama Andrei Angouw: Tak Penting Kucing Warnanya Apa, yang Penting Bisa Tangkap Tikus

Sejak menjabat Wali Kota Manado pada 10 Mei 2021 lalu, Andrei Angouw kerap turun lapangan.

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
fernando lumowa/tribun manado
Wali Kota Manado, Andrei Angouw dalam diskusi virtual bersama Justitia Societas bertajuk Kota Manado yang Lebih Baik, Selasa (20/07/2021) malam. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Sejak menjabat Wali Kota Manado pada 10 Mei 2021 lalu, Andrei Angouw kerap turun lapangan.

Gaya kepemimpinannya beda. Ia gesit, lincah dan hobi blusukan. Ia jarang berlama-lama di belakang meja kerja di kantor.

Baru beberapa jam dilantik, AA demikian sebutan populer Andrei Angouw langsung turun lapangan.

Ia melihat kondisi TPA Sumompo yang waktu itu disebut tak kuat lagi menahan beban sampah dari antero Manado.

Ketika sejumlah titik tergenang akibat luapan drainase akhir pekan lalu, AA turun ke beberapa lokasi. Mencari tahu apa persoalan untuk dicari solusinya.

"Saya turun bukan sekadar turun. Saya mau lihat fakta, masalahnya apa. Dari situ kita tahu apa yang harus dilakukan mencari solusinya," kata Andrei dalam diskusi virtual bersama Komunitas Justitia Societas (JS) bertema Kota Manado yang Lebih Baik, Selasa (20/07/2021) malam.

Begitu pula, ia baru-baru ini turun ke Pasar Bersehati. Politisi PDIP ini melihat langsung kondisi pasar sekaligus mendengar suara pedagang dan pembeli.

"Pasar ini mau kita revitalisasi. Diperbarui, ditata sehingga pedagang dan masyarakat nyaman," katanya

AA bilang, dari sekian banyak hal mendesak, penanganan sampah dan banjir menjadi prioritas.

Ia bersama Wawali Richard Sualang dituntut menciptakan Kota Manado yang nyaman.

"Kami dipilih dengan harapan menata kota jadi lebih baik. Nah, itu apa, layanan dan fasilitas publik berkualitas," ujarnya.

Soal sampah, AA akui memang kompleks. Bukan sekadar ketersediaan TPA yang memadai.

TPA Regional Ilo-Ilo tengah dikebut pembangunannya dan diproyeksikan selesai awal 2022.

Di sisi lain, AA bilang, kesadaran sebagian masyarakat Manado juga kurang. "Banyak yang masih suka buang sampah sembarang. Ini perlu edukasi memang," katanya.

Soal banjir, AA bilang ia bekerja cepat mencari solusi jangka pendek dulu. Karena itulah, AA kerap turun lapangan.

Tak sekadar turun, ia pun di dukung data akurat. "Sekarang kita bicara by data. Bukan mengira-ngira," katanya lagi.

Dengan bekerja berdasar data, AA bilang, hasil dari program atau tujuan kinerja terukur. Ia tak mau hanya mendengar, menerima laporan bawahan.

Ada yang menarik soal terakhir ini. AA memasang foto pemimpin Partai Komunis Tiongkok, Deng Xiaoping di akun media sosialnya.

Foto itu lengkap dengan kalimat pepatah lama Sichuan yang dipopulerkan Deng.

Bunyinya: Tidak masalah mau kucing kuning atau kucing hitam, asalkan bisa menangkap tikus.

AA berprinsip, hanya bawahan yang profesional dan bekerja yang akan diakomodir.

"Penting itu kinerja. Tidak penting kucing hitam, kucing putih, pentingnya dia bisa tangkap tikus," kata AA.

AA bilang, ke depan, dalam memilih 'pasukan', hanya yang siap kerja keras akan dilirik.

"Kalau tidak bisa bekerja, vaya condios, ya adios amigos," kata suami Irene Pinontoan ini.

Ia juga tak suka bawahan yang suka memuji. Sebab pujian kadang menyesatkan. "Saya harus me-manage pujian juga, sebab itu kadang berbahaya," kata mantan Ketua DPRD Sulut ini sambil tertawa.

Karena itu, AA langsung menjadi contoh. Ia menerapkan prinsip, lead by example. Pemimpin yang memberi contoh.

AARS memang punya beban tak ringan, menjadikan Manado yang indah, nyaman dan aman.

Waktu mereka terbatas. Sekitar empat tahun karena 2024 sudah tahun politik lagi. Soal periode kepemimpinan yang relatif singkat ini, AA bilang merupakan amanat konstitusi.

"Kami bukan tukang sulap tapi kami mau bekerja keras untuk perubahan Manado jadi lebih baik," katanya meyakinkan.

Dalam diskusi yang dipandu Stefan O. Voges, AA mendapat tanggapan sekaligus masukan dari penanggap, personel JS.

Di antaranya, mantan Dirjen Imigrasi, Irjen Pol Ronny Sompie; Pakar Otak Dr Taufik Pasiak; Pengamat Politik Pemerintahan Dr Ferry Liando; Pakar Hukum Toar Palilingan; Aktivis, Octavianus Kerap; Pegiat Perempuan, Vivi George; Tokoh Perempuan Kawanua, Angelica Tengker dan Akademisi Unsrat, Dani Pinasang.

Andrei berterima kasih karena dalam diskusi virtual sekitar dua jam itu bisa memberi banyak masukan kepadanya sebagai orang nomor satu di Manado.(ndo)

Tentang Manado

Kota Manado adalah Ibukota Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia, dan merupakan kota terbesar kedua di Pulau Sulawesi

Kota Manado berbatasan dengan Kabupaten Minahasa dan Minahasa Utara.

Kota Manado memiliki 11 kecamatan serta 87 kelurahan dan desa, luas wilayah Kota Manado 157,27 km²

Wilayah perairan Kota Manado meliputi Pulau Bunaken, Pulau Siladen dan Pulau Manado Tua

Saat ini di Kota Manado dipimpin oleh Wali Kota Andrei Angouw dan Wakil Wali Kota Richard Sualang.

Baca juga: BLT UMKM Rp 1,2 Juta Sudah Bisa Dicairkan, Begini Cara Cek Daftar Penerimanya, Cukup Login di Sini

Baca juga: Sosok Rektor UI Prof Ari Kuncoro, Panggil BEM yang Kritik Jokowi, Kini Disorot Punya Jabatan di BUMN

Baca juga: Diubah Jokowi, Rektor UI Kini Boleh Rangkap Jabatan, Bivitri Susanti: Ini Langkah yang Aneh

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved