Lawan Covid19
Kecepatan Penyebaran Corona di Sangihe, Tomohon, Manado dan Bitung Mirip Varian Baru
Dalam waktu 17 hari keterisian bed isolasi meningkat dari 8% menjadi 25%. Bahkan pada beberapa kabupaten dan kota keterisiannya sudah di atas 50%.
Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Penyebaran Corona di Sulawesi Utara beberapa hari terakhir memburuk.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Sulut yang diterima tribunmanado.co.id, Minggu (4/7/2021), tren pertambahan kasus positif harian di Sulut sepekan terakhir menunjukkan peningkatan mencapai 200%.
Tercatat pada Sabtu 3 Juli 2021, penambahan kasus terkonfirmasi positif di Sulut mencapai 143 kasus baru dalam sehari.
Terbanyak dari Sangihe, Tomohon, Manado dan Bitung.
Di daerah ini menunjukkan kecepatan transmisi yang menyerupai varian baru.
Berikut gejala mereka yang terpapar virus corona varian baru merujuk data dari National Health Service (NHS):
- Kelelahan
- Kehilangan selera makan
- Sakit kepala
- Diare
- Kebingungan
- Nyeri otot
- Ruam kulit
Baca juga: Viral Susu Beruang Berkhasiat Tangkal Virus Corona, Banyak Orang Berebut, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Peningkatan Eksponensial
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara dr Steaven P Dandel MPH dalam siaran persnya menyebut, pada akhir Juni dan awal Juli ini trend pertambahannya menunjukan tanda terjadinya peningkaan eksponensial.
Pelipatgandaan kasus terjadi dengan cepat dan dalam periode waktu yang lebih pendek (berdasarkan trend 7 days moving average).
Rata rata per hari 5 kasus berlipat menjadi 10 kasus perhari dalam 21 hari.
Kemudian meningkat menjadi 20 kasus perhari dalam kurun waktu 12 hari.
Lalu naik lagi menjadi rata rata 40 kasus perhari dalam waktu 9 hari terakhir.
Kecurigaan bahwa fenomena ini disebabkan oleh adanya penyebaran Variant of Concern (Alfa, Beta, Delta dan Kappa) belum bisa dipastikan.
Sebab pemeriksaan genomik sequencing yang telah dikirimkan oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pencegahan Penyakit Manado ke Pusat Litbangkes Kemenkes RI, sampai saat ini belum ada hasil.
Akan tetapi pada beberapa cluster yang terjadi di Sangihe, Tomohon, Manado dan juga Bitung menunjukkan kecepatan transmisi yang menyerupai Variant of Concern ini.
Peningkatan ini tentunya secara otomatis membuat beban bagi pelayanan kesehatan makin terlihat jelas.
Dalam kurun waktu 3 minggu angka keterisian Ruang Isolasi dan Ruang ICU Covid-19 (Bed Occupational Rate) di Rumah Sakit Rujukan Covid19, meningkat dengan cepat.
Dalam waktu 17 hari keterisian Bed Isolasi meningkat dari 8% menjadi 25%.
Bahkan pada beberapa kabupaten dan kota keterisiannya sudah di atas 50%.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Sulut Terus Meningkat, Ini Saran Pengamat Kesehatan Unsrat
Semakin banyak orang yang sakit, maka otomatis makin banyak yang perlu dirawat di ruang perawatan intensif dan makin banyak juga kematian yang dilaporkan.
Sementara itu gambaran kegiatan testing juga menunjukkan tanda-tanda memburuk, positivity rate Provinsi Sulawei Utara meningkat dari 2,5% pada Mei 2021.
Posisi terkini sudah mencapai angka diatas 10%, lebih tepatnya ada diangka 12,31 %.
Angka ini mengindikasikan bahwa dari setiap 100 sampel yang diperiksa akan terdapat 12
sampai dengan 13 kasus positif.
Kondisi ideal yang menunjukkan bahwa transmisi terkendali,seharusnya berada di bawah 5%.
Mencermati ke semua data di atas maka Satgas Covid 19 Pemprov Sulut menyampaikan hal hal sebagai berikut:
1. Walaupun secara laboratorium belum ada bukti adanya keberadaan Variant of Concern (VoC) di Sulawesi Utara, tetapi perkembangan kondisi epidemiologik dan kecepatan transmisi dari beberapa kasus menunjukkan adanya kemungkinan bahwa yang sementara beredar di Sulawesi Utara pada saat ini adalah VoC ini.
2. Pola transmisi dari VoC ini berdasarkan laporan investigasi dari negara dan daerah lain di Indonesia adalah lebih cepat, menjangkiti lebih banyak orang dan adanya kemungkinan yang sangat tinggi bahwa transmisinya bersifat aerosol/ airborne.
Penularan aerosol/airborne adalah penularan yang disebabkan karena menghirup partikel virus yang mengambang di udara.
Pada penularan airborne, orang yang infeksius mengeluarkan partikel virus ini lewat batuk atau bersin yang melayang di udara dan bisa bertahan sampai 16 jam.
Sehingga mereka yang tidak memakai masker akan sangat mudah terinfeksi.
3. Dengan pola transmisi seperti ini maka masyarakat diimbau untuk menaikkan kewaspadaannya ketitik tertinggi.
Pemakaian masker menjadi hal yang wajib dilakukan. Pola kerja dari rumah diimplementasikan kembali. Sirkulasi udara ruangan kerja harus diperbaiki.
Menghindari makan bersama karena pada saat makan bersama otomatis masker akan dibuka.
Menghindari acara acara di tempat tertutup dan padat.
Menghindari kerumunan kemanapun kita pergi.
Acara acara resepsi dengan kehadiran lebih dari 30 orang sebaiknya dihindari.
Pelaksanaan ibadah dan perayaan sebaiknya melalui daring. (*)